BIN: Server Kami Aman, Tidak Ada Peretasan oleh Hacker China

14 September 2021 11:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badan Intelijen Negara Foto: ANTARAFOTO
zoom-in-whitePerbesar
Badan Intelijen Negara Foto: ANTARAFOTO
ADVERTISEMENT
Deputi VII sekaligus Juru bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto, memastikan seluruh server yang dimiliki pihaknya aman dari ancaman hacker.
ADVERTISEMENT
Kepastian itu disampaikan Wawan guna mengonfirmasi isu peretasan jaringan internal 10 kementerian dan lembaga di Indonesia, termasuk BIN oleh hacker asal China.
"BIN saat ini terus mendalami dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait kebenaran informasi peretasan server BIN maupun kementerian/lembaga lainnya. Namun demikian, hingga saat ini server BIN masih dalam kondisi aman terkendali dan tidak terjadi hack sebagaimana isu yang beredar bahwa server BIN diretas hacker asal China," ujar Wawan melalui keterangan tertulisnya, Selasa (14/9).
Agar terhindar dari upaya penyadapan atau peretasan oleh pihak tak bertanggung jawab, Wawan memastikan pihaknya selalu melakukan pemeriksaan terhadap sistem server.
Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Dr. Wawan Hari Purwanto, SH, MH. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"BIN selalu melakukan pengecekan secara berkala terhadap sistem yang berjalan termasuk server untuk memastikan bahwa server tersebut tetap berfungsi sebagaimana mestinya," ucap Wawan.
ADVERTISEMENT
Terkait ancaman peretasan atau penyadapan, Wawan mengaku itu merupakan hal yang wajar ditemui pada masa sekarang ini. Karenanya, ia memastikan BIN akan selalu bekerja maksimal untuk menjaga agar hal-hal yang sifatnya esensial atau penting terkait negara tetap berada dalam kondisi aman.
"Serangan siber terhadap BIN adalah hal yang wajar, mengingat BIN terus bekerja untuk menjaga kedaulatan NKRI dan mengamankan kepentingan nasional rakyat Indonesia," ungkap Wawan.
Untuk memastikan hal itu tak terjadi, BIN bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) akan berupaya untuk menjaga agar jaringan atau sistem yang dimiliki BIN dari ancaman peretasan atau penyadapan.
Ilustrasi peretasan. Foto: Shutter Stock
Ke depan, Wawan pun berharap agar masyarakat tak mudah percaya dengan isu liar yang berkembang. Proses kroscek asal usul informasi, kata dia, jadi langkah tepat untuk menghindarkan masyarakat dari isu atau berita bohong.
ADVERTISEMENT
"BIN bekerja sama dengan BSSN, Kominfo serta lembaga pemerintah lainnya untuk memastikan jaringan BIN aman dan bebas dari peretasan," kata Wawan.
"Masyarakat diharapkan untuk tidak mudah mempercayai informasi yang berkembang dan tetap melakukan check, recheck, dan crosscheck atas informasi yang ada di masyarakat. Hal ini perlu dilakukan mengingat sebelumnya juga muncul isu hoax kebocoran data eHAC," tutupnya.
Sebelumnya dilaporkan bahwa hacker asal China telah berhasil meretas jaringan internal setidaknya 10 kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia, termasuk Badan Intelijen Negara (BIN).
Dugaan peretasan 10 jaringan internal kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia ini terungkap dari laporan organisasi non-profit yang konsen terhadap keamanan siber, Insikt Group. Dikutip The Record yang mempublikasi laporan tersebut, tim peneliti telah melihat peretasan terjadi sejak bulan April lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan tersebut, peretasan dikaitkan dengan Mustang Panda, sekelompok hacker China yang dikenal dengan banyak aksi spionase yang menargetkan negara-negara di kawasan Asia Tenggar