Bio Farma: 90 Persen Bahan Baku Obat Nasional Impor

17 September 2020 13:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat-obatan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat-obatan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan 90 persen bahan active pharmacentical ingredients berasal dari impor. Menurutnya, hal ini disebabkan karakteristik industri farmasi nasional yang belum dapat diatasi oleh pelaku usaha nasional.
ADVERTISEMENT
"Industri farmasi nasional memiliki ketergantungan yang tinggi kepada produk-produk impor, khususnya produk farmasi terhulu. Impor bahan baku obat Indonesia mencapai lebih dari 90 persen dari total kebutuhan nasional," kata Honesti dalam orasi ilmiahnya di Dies Natalis Fakultas Kedokteran Unpad, Kamis (17/9).
"Untuk menanggulangi ini, tentunya semua pemangku kepentingan harus berkolaborasi untuk dapat memunculkan terobosan yang dapat mendorong stimulus perkembangan industri nasional," lanjutnya.
Honesti menjelaskan 90 persen bahan yang diimpor adalah untuk industri farmasi yang bergerak terhilir, yaitu formulasi, manufakturing, dan industri. Selama ada dukungan regulasi industri farmasi, diharapkan farmasi dapat berkembang dan bergerak dari hulu ke hilir di masa depan.
com-Roadshow Mediv Bandung, Honesti Basyir CEO Kimia Farma menjadi juri di games Foto: Novianti Rahmi Putri/kumparan
Selain itu, Honesti juga menyoroti perubahan model bisnis farmasi di masa pandemi COVID-19. Dia mengungkapkan, bisnis farmasi saat ini fokus kepada produk multivitamin dan higienitas.
ADVERTISEMENT
"Sebagai contoh, kita bisa melihat konsumsi atas produk-produk tersebut meningkat, terutama untuk obat-obat yang melakukan fungsi booster imun. Konsumsi alat kesehatan pun meningkat khususnya masker, hand sanitizer, dan disinfektan," ungkapnya.
Namun di sisi lain, terjadi penurunan dari obat yang diresepkan karena pembatasan di daerah terkait stok selama pandemi, khususnya untuk obat-obat impor.
"COVID juga mendorong percepatan digitalisasi di berbagai industri. Industri didorong untuk melakukan transformasi model agar semakin lincah. Telemedicine dan telehealth berkembang dengan cepat, juga big data analysist terkait data konsumen dan low economy cost," pungkasnya.