Vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Soetta

Bio Farma Jelaskan Alasan Kuat Pemerintah Pilih Vaksin Sinovac

8 Desember 2020 12:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menaikkan kontainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac ke atas truk di Bandara Soekarno-Hatta Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menaikkan kontainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac ke atas truk di Bandara Soekarno-Hatta Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir, membeberkan alasan pemerintah memutuskan mendatangkan vaksin COVID-19 pabrikan Sinovac asal China. 1,2 juta dosis vaksin Sinovac pun telah tiba Minggu (6/12) malam.
ADVERTISEMENT
"Dasar pemilihan vaksin COVID-19 harus memenuhi beberapa faktor yaitu antara lain memenuhi unsur keamanan, harus cepat, dan harus juga bisa memenuhi aspek mandiri," kata Honesti dalam jumpa pers virtual, Selasa (8/12).
Kemudian vaksin yang terpilih tersebut harus memiliki unsur keamanan, khasiat, dan mutu yang terjamin dan diawasi BPOM. Hal itu dapat dibuktikan dari serangkaian pengujian yang dimulai dari pengujian praklinis, uji klinis tahap 1, tahap 2, dan tahap 3.
"Dilihat dari timeline atau pun proses pengembangan calon vaksin COVID-19 dari Sinovac termasuk 1 dari 10 kandidat yang paling cepat yang sudah masuk ke uji klinis tahap 3," sambungnya.
Persamaan jenis platform vaksin yang digunakan Sinovac, kata Honesti, jadi pertimbangan lainnya. Sistem tersebut selain dikuasai juga oleh Bio Farma juga telah diakui pula oleh badan kesehatan dunia atau WHO.
ADVERTISEMENT
"Kemudian dari sisi platform ataupun metode pembuatan vaksin ini menggunakan platform inactivated ataupun virus yang dimatikan yang sudah terbukti pada jenis vaksin lainnya dan platform tersebut sudah dikuasai oleh Bio Farma," ucap Honesti.
Dirut Biofarma Honesti Basyir Foto: Facebook/Honesti Basyir
Meski saat ini seluruhnya sebanyak 1,2 juta dosis masih dibeli Indonesia dalam bentuk jadi, Honesti memastikan kerja sama antara kedua pihak tetap dibarengi dengan adanya proses transfer teknologi.
Sehingga nantinya saat vaksin dalam bentuk bahan baku atau bulk yang direncanakan tiba pada Desember ini, pihak Bio Farma dapat memprosesnya secara mandiri untuk kebutuhan dalam negeri.
"Dalam kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac terdapat juga transfer teknologi dalam hal pengujian-pengujian yang dibutuhkan. Bio Farma sudah memiliki pengalaman yang panjang dalam distribusi vaksin baik untuk kebutuhan pemerintah ataupun swasta," kata Honesti.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten