Bio Farma Produksi 17 Juta Dosis Vaksin Corona Sinovac per Bulan pada 2021

19 Oktober 2020 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Melihat proses produksi vaksin corona di Gedung 43 Bio Farma Bandung, Jawa Barat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Melihat proses produksi vaksin corona di Gedung 43 Bio Farma Bandung, Jawa Barat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus berupaya merealisasikan vaksin sebagai upaya menekan penyebaran pandemi corona. Salah satu kandidat vaksin yang sudah memasuki tahap akhir dan bakal disuntikkan sekitar akhir November yakni buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Bio Farma dan FK Unpad masih dalam proses penyelesaian uji klinis tahap III. 1.620 relawan dilibatkan.
Corporate Secretary Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan jika uji klinis berhasil, pihaknya menargetkan bisa memproduksi 16 hingga 17 juta dosis vaksin corona per bulan.
Selain diproduksi Bio Farma, vaksin Sinovac juga akan didatangkan dari China untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Jadi mudah-mudahan kalau dari kapasitas kita tidak mungkin semua datang, kemudian produksi ini datang secara bertahap. Kemudian kami lakukan juga produksi secara bertahap per bulan. Itu kira-kira sekitar 16 sampai 17 juta dosis per bulan yang bisa kita produksi, tapi itu juga tergantung dari ketersediaan atau supply dari Sinovac," ujar Bambang dalam diskusi bersama BNPB di Jakarta, Senin (19/10).
Suasana fasilitas produksi vaksin COVID-19, di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Bambang menyatakan, kapasitas produksi tersebut disesuaikan dengan jumlah dosis vaksin yang akan dikirimkan Sinovac. Ia menyebut Sinovac akan mengirim sekitar 260 juta dosis vaksin. Meski begitu, Bambang memastikan pihaknya terlebih dulu melakukan beberapa pengujian terhadap vaksin yang didatangkan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Seluruhnya akan kita mulai produksi setelah kita mendapatkan izin dari BPOM, tapi tentu persiapan-persiapan. Mungkin bisa kita lakukan dari awal November, Desember, vaksin sudah coba kita datangkan karena ada uji-uji dulu sebelum dilakukan produksi seperti ada stability, ada quality control karena semuanya harus dilakukan secara hati-hati untuk menjaga mutu, keamanan, mau pun efikasi dari vaksinnya," jelas Bambang.
Bambang berharap proses uji klinis selesai pada awal atau akhir Januari 2021. Kemudian hasil uji klinis tersebut diserahkan kepada BPOM untuk mendapatkan izin penggunaan dalam kondisi darurat (Emergency Use Authorization/EUA).