BKSDA Cari Solusi Atasi Konflik Gajah-Manusia di Aceh Utara

8 Juli 2020 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi seekor gajah jantan yang terkena jerat di Aceh Timur. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi seekor gajah jantan yang terkena jerat di Aceh Timur. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sekitar 20 kawanan gajah liar di Kecamatan Simpang Keramat, Aceh Utara, kini masih berada di wilayah perkebunan warga. Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) masih berusaha melakukan penggiringan untuk meminimalisir konflik dengan manusia di wilayah setempat.
ADVERTISEMENT
Kepala BKSDA Aceh, Agus Ariyanto, mengatakan kawanan gajah di Simpang Keramat itu sebenarnya bukan terkepung atau terperangkap di kebun warga. Tetapi memang sedang berkonflik.
“Kelompok-kelompok gajah memang sedang berkonflik di lokasi tersebut. Sudah seminggu teman-teman petugas di lokasi, khususnya di Simpang Keramat,” kata Agus saat dikonfirmasi Rabu (8/7).
Gajah di Aceh Timur. Foto: Dok. BKSDA Aceh
Agus menjelaskan, kawanan gajah yang ada di Aceh Utara seperti di Simpang Keramat dan Nisam ada di dalam areal penggunaan lain (APL). Sehingga konflik gajah dan manusia sangat rentan terjadi.
“Gajah itu berada di area APL, tentu saja kalau di daerah itu ada perkebunan baik masyarakat maupun perusahaan. Jadi areal yang bersinggungan dengan masyarakat yang akhirnya menimbulkan konflik,” sebutnya.
Hingga saat ini BKSDA terus berupaya melakukan penggiringan sekaligus mencari solusi penanganan yang komprehensif. Kata Agus, pihaknya telah duduk dengan NGO dan dinas terkait membahas penanganan konflik gajah di Aceh Utara.
ADVERTISEMENT
“Membahas tentang penanganan bagaimana lebih baik ke depannya terkait dengan konflik yang terjadi di Aceh Utara. Khususnya di wilayah Simpang Keramat, Nisam, dan tempat-tempat lainnya,” ungkapnya.
Tim BKSDA Aceh masih berada di lapangan untuk melakukan penggiringan dan berupaya agar tidak lagi terjadi konflik.
“Karena kita ingin meminimalisir konflik, makanya dilakukan penggiringan. Pokoknya kita ingin meminimalisir konfliklah,” tegas Agus.