BMKG: Gempa 4,7 M di Gunung Kidul Tak Berpotensi Tsunami

Ilustrasi gempa bumi. Foto: MuhsinRina/shutterstock

Gempa bumi tektonik berkekuatan 4,7 magnitudo [sebelumnya dinyatakan berkekuatan 5 magnitudo] mengguncang beberapa kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Kamis (28/3) pukul 15.01 WIB. Berdasarkan hasil analisis BMKG, gempa ini tidak menyebabkan tsunami.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 15.27 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan," tulis Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya, Kamis (28/3).

Daryono mengungkapkan, pusat gempa berada di laut, tepatnya 165 kilometer arah barat daya Gunungkidul dengan kedalaman 49 kilometer di bawah permukaan laut. Berdasarkan lokasi dan kedalaman hiposenter tersebut, Daryono menyebut, gempa ini termasuk gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault," lanjut Daryono.

Akibat gempa ini, warga di sejumlah wilayah seperti di daerah Purwosari dan Kulon Progo merasakan getaran dengan intensitas III MMI atau getaran terasa nyata seperti ada truk lewat.

Sedangkan di daerah Bantul, Sleman, Pacitan, Trenggalek, dan Wonogiri, gempa dirasakan dengan intensitas II MMI atau dirasakan beberapa orang dan benda ringan yang digantung bergoyang.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," ucap Daryono.

Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya terkait gempa ini. Ia juga meminta masyarakat untuk selalu memeriksa bangunan tempat tinggal mereka cukup tahan gempa dan tidak ada kerusakan akibat gempa sebelum kembali ke rumah.