BMKG: Gempa Tak Membunuh, tapi Bangunan Terdampak Bisa

14 Januari 2022 18:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerusakan rumah warga usai gempa di Pandeglang, Banten.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kerusakan rumah warga usai gempa di Pandeglang, Banten. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Gempa berkekuatan cukup kuat dirasakan cukup kuat masyarakat Banten hingga Jabodetabek, sore ini. Gempa berpusat di laut di dekat Sumur, Pandeglang, dengan kekuatan 6,7 magnitudo yang kemudian diperbarui BMKG menjadi 6,6 magnitudo.
ADVERTISEMENT
BMKG memastikan bahwa gempa bumi ini tak fatal dan berpotensi tsunami, tapi diingatkan bahwa bangunan terdampak yang kurang kuat dapat berbahaya bagi warga. Khususnya di wilayah Cikeusik, Penambang, Munjul, dan Cimanggu.
“Gempa yang baru saja terjadi berpotensi merusak yang di daerah di Cikeusik dan Penambang. Dan peta guncangan gempa bumi indikasikan kerusakan, informasi kerusakan terjadi di Kecamatan Munjul dan Cimanggu. Tentunya ini tergantung kualitas bangunan itu sendiri. Masyarakat hati-hati untuk lihat kondisi bangunan,” ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, dalam konpers di YouTube BMKG, Jumat (14/1).
Kerusakan rumah warga usai gempa di Pandeglang, Banten. Foto: Dok. Istimewa
Bambang menekankan, warga di wilayah terdampak harus memastikan lokasi aman. Warga harus menjamin bangunan tempat tinggalnya tahan gempa untuk mengantisipasi gempa susulan yang ada.
ADVERTISEMENT
“Periksa kembali bangunan, pastikan bangunan cukup kuat tahan guncangan-guncangan gempa susulan berikutnya,” tandasnya.
Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, hingga pukul 17.20 WIB hasil monitoring menunjukkan terjadi 5 kali gempa susulan di Banten. Gempa susulan terbesar memiliki kekuatan 5,7 magnitudo.
Informasi terbaru, sebanyak 11 rumah di Pandeglang rusak hingga roboh akibat gempa. Belum diketahui ada tidaknya korban jiwa.