BMKG Jelaskan Puting Beliung yang Hantam Perahu dan Rumah Warga di Banyuwangi

16 Juni 2021 19:33 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi angin puting beliung. Foto: ANTARA FOTO/M N Kanwa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi angin puting beliung. Foto: ANTARA FOTO/M N Kanwa
ADVERTISEMENT
Fenomena alam mirip angin puting beliung terjadi di selat Bali, sekitar pukul 16.00 WIB pada Rabu (16/6). Fenomena itu menghantam rumah dan perahu milik warga pesisir di Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Terkait fenomena itu, ternyata bukan puting beliung. Melainkan waterspout. Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Banyuwangi, Gede Agus Purbawa mengatakan peristiwa itu namanya waterspout atau belalai air.
Ia mengatkan waterspout terjadi akibat adanya awan cumulonimbus yang dayanya sangat kuat sehingga terjadi pusaran. Awan cumulonimbus terbentuk akibat suhu laut di wilayah selatan Banyuwangi dan di Selat Bali sedang hangat.
“Ini fenomena biasa sebenarnya, karena ada awan cumulonimbus sehingga terjadi pusaran. Ketika berada di laut akan semakin terlihat karena menghisap air. Biasanya, waterspout ini hanya berlangsung sekitar 10 menit saja,” ujar Gede, Rabu (16/6).
Meski merupakan fenomena alam biasa, kata Gede, fenomena waterspout berpotensi menimbulkan bahaya jika sampai mengarah ke daratan.
ADVERTISEMENT
“Kalau mengarah ke daratan, dampak yang diakibatkan sama seperti peristiwa angin puting beliung pada umumnya,” ungkapnya.
Untuk itulah, Gede mengimbau warga yang berada di wilayah pesisir agar meningkatkan kewaspadaannya, mengingat suhu di perairan Banyuwangi masih cukup panas sehingga berpotensi menimbulkan waterspout.
"Suhu laut kita sangat panas. Baik di perairan Banyuwangi Selatan maupun di Selat Bali. Jadi itu bisa membentuk awan cumulonimbus yang banyak sehingga terjadi waterspout. Jadi warga tetap harus waspada," pungkasnya.