Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati

BMKG Minta Masyarakat Percayai Peringatan Dini Cuaca Ekstrem

3 Januari 2020 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memberikan keterangan pers di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Kamis (31/10). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memberikan keterangan pers di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Kamis (31/10). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum Jakarta dilanda hujan deras dan banjir, BMKG telah berulang kali mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem. Namun, peringatan dini itu kurang ditanggapi serius masyarakat sehingga datanglah banjir pada tanggal 1 Januari 2020 dini hari.
ADVERTISEMENT
"Ini pelajaran penting bagi kami. Peringatan dini yang sudah disampaikan seminggu sebelumnya, tanggal 23, tanggal 27, 28, (Desember 2019). Terakhir (bersama) Kepala BNPB tanggal 30 Desember. Ternyata kita belajar, mungkin (peringatan dini) dianggap dampaknya kurang dahsyat, ini pelajaran bagi kami," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Selatan, Jumat (3/1).
Dwikorita mengungkapkan, prakiraan cuaca yang disampaikan oleh BMKG berdasar data ilmiah yang diperoleh dari satelit dan radar.
"Publik masih mengira peringatan dini adalah perkiraan, bukan prakiraan. Padahal peringatan dini dari BMKG adalah prakiraan. Dasarnya data," papar Dwikorita.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Data dari mana? Data dari satelit. Data satelit bisa diberikan oleh negara mana pun, tapi satelit resolusinya tidak memadai untuk daerah yang lokal apalagi sampai kecamatan. Dalam memberikan prakiraan datanya selain data satelit didukung oleh radar," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Mantan Rektor UGM ini menuturkan, BMKG memiliki puluhan radar yang tersebar di Indonesia. Dari radar tersebut, lanjut Dwikorita, data yang masuk kemudian dihitung dengan matematis, modeling, dan harus diverifikasi dengan data lokal.
"Itulah bedanya data Indonesia dengan data internasional, sudah diverifikasi dengan data lokal," tutur Dwikorita.
Lebih lanjut, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk mempercayai prakiraan yang disampaikan oleh BMKG. Meskipun, diakuinya, masih ada kemungkinan prakiraan tersebut meleset.
"Mohon dengan sangat percayalah prakiraan. Memang bisa salah, perhitungan itu bukan Tuhan, jadi pasti ada akurasi yang terbatas. Akurasi kami 80-85 persen, jadi kalau ada yang meleset sekitar 15-10 persen itu keterbatasannya. Namun mohon sekali lagi , perkiraan itu bukan prakiraan," tegas Dwikorita.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten