BMKG Minta Masyarakat Waspadai La Nina dan Angin Monsoon saat Puncak Musim Hujan

23 Januari 2021 19:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mendung. Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendung. Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
ADVERTISEMENT
Cuaca ekstrem saat puncak musim hujan pada Januari dan Februari telah menimbulkan bencana di sejumlah daerah.
ADVERTISEMENT
BMKG mencatat sebagian besar wilayah Indonesia yaitu 94 persen dari 342 zona musim telah memasuki puncak musim hujan seperti yang telah diprediksikan sejak Oktober 2020.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan sepanjang puncak musim hujan masyarakat perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem dari fenomena La Nina dan angin Monsoon.
"Kami mengimbau masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode Puncak Musim Hujan ini," kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual pada Sabtu (23/1).
Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG. Foto: Fauzan Anangga/kumparan
Dwikorita menyatakan fenomena La Nina merupakan siklus yang terjadi sekitar 2-8 tahun sekali. Fenomena La Nina muncul lantaran adanya adanya anomali suhu muka air laut di Samudera Pasifik bagian tropis tengah yang membuat suhu muka air relatif lebih dingin dibanding perairan Indonesia yang menghangat.
ADVERTISEMENT
"Saat ini suhu di perairan Indonesia capai 29 derajat celsius. Akibat perbedaan suhu itu terjadi perbedaan tekanan udara dan terjadilah aliran masa udara yang masif dan akibatkan peningkatan pasokan uap air dan pembentukan awan-awan hujan di wilayah Indonesia," kata Dwikorita.
Ia menyebut, fenomena La Nina dengan level moderat bisa berdampak pada meningkatnya curah hujan bulanan mencapai 40 persen lebih.
Ilustrasi Musim Hujan Foto: Darwin Fatir/Antara
Fenomena La Nina, kata Dwikorita, diperparah dengan munculnya angin Monsoon dari Asia.
"Ini fenomena yang rutin setiap tahun terjadi, angin Monsoon angin yang membawa musim hujan di wilayah Indonesia dan tentunya mengakibatkan peningkatan pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia yang bersamaan dengan fenomena La Nina," ucapnya.
Ia memprediksi fenomena La Nina di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur terjadi hingga Maret, kemudian melemah pada April.
ADVERTISEMENT
"Insyaallah prediksinya Mei telah netral," kata Dwikorita.