BMKG Prediksi Pasang-Surut Banjir Rob di Pantura hingga 25 Mei 2022

24 Mei 2022 12:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga berjalan menghindari gelombang air laut di Pesisir pantai Utara, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (23/5/2022).  Foto: Harviyan Perdana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga berjalan menghindari gelombang air laut di Pesisir pantai Utara, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (23/5/2022). Foto: Harviyan Perdana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi pasang surut, kondisi banjir pesisir (rob) di sebagian pantai utara (pantura) Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, dapat berlangsung hingga 25 Mei 2022.
ADVERTISEMENT
"Banjir pesisir mulai terjadi sejak tanggal 14 Mei 2022, potensi banjir pesisir ini dapat terjadi hingga 25 Mei 2022," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/5).
Eko menjelaskan, sejak tanggal 13 Mei 2022 BMKG telah merilis informasi potensi banjir pesisir di beberapa wilayah Indonesia bersamaan adanya fase bulan purnama dan kondisi Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi).
Banjir masih merendam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/5/2022). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Kondisi serupa juga terjadi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jalan Raya Genuk Semarang-Demak, Pantai Karang Tengah Demak, Pantai Rembang, dan pesisir Jawa Timur.
"Ketinggian banjir pesisir berbeda di tiap wilayah. Namun demikian, kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat," katanya.
ADVERTISEMENT
Eko mengimbau masyarakat untuk menyiapkan upaya mitigasi dan adaptasi untuk mengantisipasi dampak dari banjir pesisir tersebut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG.

Agar BMKG Tak Kecolongan

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kanan) berjabat tangan usai menghadiri Opening Session The Third Multi-Hazard Early Conference (MHEWC-III) dalam rangkaian Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Senin (23/5/2022). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa BMKG menerapkan paradigma Preventive Maintenance dalam menjaga kualitas produk data dan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Langkah ini dilakukan karena BMKG tidak ingin "kecolongan" dengan kejadian bencana alam.
"Tidak hanya penambahan instrumen alat saja, namun pemeliharaan seluruh peralatan operasional juga menjadi prioritas utama BMKG, terutama yang berkaitan dengan sistem peringatan dini," ujarnya.