BMKG Tingkatkan Observasi Laut Untuk Hadapi Perubahan Iklim

25 Maret 2021 10:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menyelam di dasar laut Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menyelam di dasar laut Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Memperingati Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-71, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) makin menguatkan observasi dan analisis Meteorologi, Klimatologi dan Oseanografi di perairan Indonesia, guna menghadapi berbagai tantangan akibat perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
"Semangat HMD tahun 2021 penting bagi BMKG dan Indonesia dalam rangka penguatan dan peningkatan observasi meteorologi dan iklim yang terintegrasi dengan observasi lautan/samudra, yang saat ini ditindaklanjuti dengan modernisasi sistem dan peralatan observasi, analisis dan pemodelan meteorologi maritim dengan teknologi terkini," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya, Rabu (24/3).
Hal tersebut sejalan dengan tema HMD tahun ini yaitu 'Waspada Cuaca, Peduli Iklim, dan Selamatkan Laut'. HMD diperingati setiap 23 Maret, bertepatan dengan terbentuknya Badan Meteorologi Dunia di bawah naungan World Meteorological Organization (WMO) pada tahun 1950.
Kepala BMKG Dwikorita Foto: Arfiansyah Panji P/kumparan
Peringatan HMD ini penting pula untuk menyadarkan kita bahwa Perubahan iklim baik secara global maupun dampak lokalnya benar-benar sedang berlangsung.
"Tren kenaikan suhu udara di Indonesia terjadi di sebagian besar wilayah, dengan menggunakan data observasi BMKG menunjukkan tren positif dengan besaran yang bervariasi dengan nilai sekitar 0.03 derajat celcius setiap tahunnya. Sehingga dalam 30 tahun estimasi kenaikan suhu udara akan bertambah sebesar 0.9 derajat celcius. Untuk wilayah Indonesia secara keseluruhan, tahun 2016 merupakan tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.8 derajat celcius sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2020," jelas Deputi Klimatologi BMKG, Herizal.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi kapal nelayan Foto: terex/Thinkstock
Kenaikan suhu tersebut korelatif dengan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca, terutama konsentrasi CO2. Monitoring yang dilakukan oleh BMKG di stasiun pengamatan Global Atmosphere Watch Bukit Kototabang menunjukkan konsentrasi gas CO2 di Indonesia telah mencapai 411.1 ppm pada tahun awal tahun 2021, meningkat signifikan dibandingkan dengan konsentrasi CO2 di tahun 2004 sebesar 372.1 ppm. Peningkatan konsentrasi ini relatif masih di bawah rata-rata global, yaitu telah mencapai 415.0 ppm pada awal tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Dampak kombinasi antara anomali iklim global yang alamiah seperti La Nina dan El Nino dengan perubahan iklim global akan mengakibatkan hujan ekstrem yang lebih sering, lebih tinggi intensitasnya dan lebih lama durasinya pada saat musim hujan, ataupun kekeringan panjang pada saat musim kemarau, serta naiknya muka air laut.
Proyeksi Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan bahwa kenaikan permukaan laut dapat mencapai sekitar 30 cm hingga 60 cm pada tahun 2100, bahkan jika emisi gas rumah kaca berkurang tajam dan pemanasan global dibatasi hingga di bawah 2 derajat celcius sesuai Kesepakatan Paris (the Paris Agreement). Namun, jika emisi gas rumah kaca terus berlanjut, kenaikannya akan berkisar antara 60 cm hingga 110 cm.
ADVERTISEMENT

Laut Sebagai Jangkar Ekonomi dan Ketahanan Pangan Global

Ilustrasi keindahan alam bawah laut Bunaken Foto: Shutter Stock
Lautan menggerakkan cuaca dan iklim dunia serta menjadi jangkar bagi ekonomi dan ketahanan pangan global. Perubahan iklim tidak hanya berpengaruh besar terhadap lautan, tetapi juga meningkatkan bahaya bagi ratusan juta orang.
"Observasi dan riset maritim yang dilakukan BMKG antara lain melalui Ekspedisi Maritim Indonesia (untuk pengumpulan data cuaca dan iklim di Samudra Hindia bagian Barat Indonesia). BMKG dan berbagai mitra nasional dan internasional juga rutin melakukan Ekspedisi "Years of The Maritime Continent (YMC)," untuk mengamati cuaca dan iklim dengan meningkatkan pemahaman dan prediksi variabilitas lokal hingga global, terutama untuk menguak misteri di perairan Benua Maritim Indonesia yang mengontrol interaksi antara Samudra Pasifik dan Samudera Hindia," jelas Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto.
ADVERTISEMENT
BMKG Indonesia juga telah ditunjuk oleh WMO sebagai Steering Committee pada Program Global Ocean Observation System (GOOS), yang berperan untuk menentukan arah dan kebijakan sistem observasi samudera secara global.
Ilustrasi global warming. Foto: Shutterstock
Selain itu, Dwikorita juga ditunjuk oleh IOC (International Ocean Committee) sebagai Chair of Indian Ocean Tsunami Warning System, yang berperan untuk memberikan Peringatan Dini Tsunami bagi 28 negara di Samudra Hindia, serta mengedukasi masyarakat terhadap terhadap langkah-langkah kesiapsiagaan akan ancaman bahaya tsunami.
BMKG juga terus berupaya meningkatkan layanan kepada masyarakat di antaranya dengan menyelenggarakan program Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) yang merupakan kegiatan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan nelayan terhadap informasi cuaca maritim guna mendukung kegiatan sektor perikanan dan kelautan; Sekolah Lapang Iklim (SLI) yakni kegiatan kerja sama antara BMKG dengan Pemerintah Daerah bertujuan sebagai mekanisme dalam menjembatani informasi iklim dari BMKG sebagai penyedia dengan petani sebagai end-user.
ADVERTISEMENT
Serta Sekolah Lapang Geofisika (SLG), program yang dibangun agar seluruh komponen masyarakat paham dan mampu melakukan penyelamatan diri terhadap bencana gempa bumi dan tsunami, sehingga meminimalisir korban jiwa maupun korban materiil.
Pada perayaan HMD tahun ini, BMKG menyelenggarakan beberapa kegiatan antara lain the 2nd International Conference On Tropical Meteorology and Atmospheric Science (ICTMAS) yang berupa seminar sains dan atmosfer tingkat internasional yang dilaksanakan pada tanggal 23 – 25 Maret 2021.
BMKG juga meluncurkan beberapa aplikasi informasi terbaru yang berkaitan dengan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika beberapa di antaranya yaitu Aplikasi SIAM ( System of Indonesian Aviation Meteorology) yang berbasis web untuk layanan informasi lengkap mengenai cuaca yang dibutuhkan pada layanan penerbangan, kemudian Ina-WIS, Ina-OPSMAR, dan Ina-Drift yang ketiganya berfungsi untuk peningkatan layanan informasi cuaca maritim di wilayah perairan Indonesia.
ADVERTISEMENT
BMKG juga akan segera mengumumkan hasil dari Prakiraan Musim Kemarau tahun 2021. Pelaksanaan HMD kali ini juga diikuti program SLCN secara serentak di 9 lokasi yaitu di Palu, Padang, Lampung, Paotere, Lombok, Semarang, Ambon, Denpasar, dan Pontianak.