BMKG Ungkap Ada Potensi Tsunami Non-Tektonik di Maluku: Datangnya Hanya 2 Menit

26 Juli 2021 23:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi peringatan Tsunami. Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peringatan Tsunami. Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat di wilayah pesisir Maluku dan sekitarnya untuk waspada terhadap potensi tsunami.
ADVERTISEMENT
Dwikorita menyebut, wilayah ini masuk dalam pemantauan BMKG karena berdasarkan catatan sejarah sudah sering terjadi bencana tsunami.
"Sebenarnya wilayah ini (Maluku) khusus dipantau BMKG dan kami khawatirkan dari sejarah itu kan sudah cukup terjadi tsunami," kata Dwikorita dalam konferensi pers, Senin (26/7).
"Bisa saja tsunaminya non-tektonik bukan akibat gempa," tambah dia.
Episenter tsunami wilayah maluku. Foto: Dok. BMKG
Dwikorita menuturkan, beberapa hal bisa menjadi pemicu tsunami di Maluku. Misalnya, dari longsoran tebing yang jatuh ke lautan.
"Dikhawatirkan terutama akibat longsor tebing yaitu tebing yang berada di pantai apabila masuk ke laut itu bisa timbulkan tsunami dan tsunaminya sangat cepat yaitu datangnya hanya 2 menit seperti terjadi di Palu," tutur Dwikorita.
Dwikorita meminta masyarakat di sekitar pesisir pantai di Maluku untuk segera mengevakuasi ke tempat tinggi jika terjadi gempa. Sebab datangnya tsunami hanya sekitar 2 menit.
ADVERTISEMENT
"Apalagi ini tsunami bukan karena gempa karena itu kami minta mengingat keterbatasan teknologi, masyarakat diminta menggunakan kearifan lokal yaitu apabila merasakan guncangan gempa dan anda berada di pesisir maka segera saja tanpa menunggu peringatan dini atau sirine segera lari ke tempat tinggi," ucap Dwikorita.

Teori 20 detik, 20 meter 20 menit

Dwikorita kemudian menjelaskan soal teori 20,20,20 atau 20 detik, 20 meter dan 20 menit.
Menurutnya, warga di pesisir Maluku Tengah diminta segera mengevakuasi dalam waktu 20 detik setelah terjadi gempa. Disarankan mereka pergi ke tempat setinggi 20 meter.
"Artinya dalam waktu 20 detik merasakan guncangan segera lari ke tempat yang tingginya lebih dari 20 meter karena tsunami akan datang dalam waktu 20 menit," kata Dwikorita.
ADVERTISEMENT
"Teori ini sudah kejadian (saat) tsunami Palu dan dengan potensi tsunami di wilayah ini. Karena kalau datang tsunami, engga 20 menit hanya 2 menit," tambah dia.
Oleh sebab itu, Dwikorita meminta jika masyarakat merasakan guncangan gempa tidak perlu menunggu 20 detik untuk evakuasi. Sebab tsunami diprediksi akan datang dalam waktu 2 menit.
"Engga usah hitung dan nunggu peringatan, segera saja jika di pantai segera mencari tempat yang lebih tinggi dari 20 m karena dikhawatirkan tsunami datang 2 menit," tutur Dwikorita.