news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BNPB Minta Bencana Tak Digoreng ke Politik

28 Desember 2018 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta agar masyarakat tidak mengait-ngaitkan bencana alam dengan politik. Imbauan ini muncul mengingat Indonesia siap memasuki tahun politik di 2019.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya sampaikan biar tidak digoreng ke mana-mana. Tidak ada kaitan jumlah kejadian bencana terkait dengan kepemerintahan, baik itu bencana alam maupun bencana yang terkait dengan tropogenik," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (28/12).
Menurutnya, bencana alam sudah sering terjadi sejak tahun-tahun sebelumnya di masa jabatan para presiden pendahulu. Namun, karena saat itu belum terbentuk badan yang secara fokus mendata bencana, maka bencana yang terjadi tidak banyak terekspos.
"Kemajuan teknologi informasi komunikasi yang terkait dengan pendataan pelaporan belum semaju sekarang sehingga kita melihat data bencana memang terus meningkat (sekarang)," tuturnya.
Foto aerial rumah yang terendam banjir di kawasan Labuhan, Pandeglang, Banten, Rabu (26/12/2018). Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi yang ditambah air pasang.  (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Foto aerial rumah yang terendam banjir di kawasan Labuhan, Pandeglang, Banten, Rabu (26/12/2018). Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi yang ditambah air pasang. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Sutopo menjelaskan, bencana alam kemungkinan memang akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh apa yang dilakukan manusia terhadap alam.
ADVERTISEMENT
"Bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan, cuaca ekstrem, itu memang meningkat. Karena apa karena memang terkait dengan antropogenik, antropogenik itu ulah manusia," jelasnya.
"Hutan semakin berkurang, kondisi lingkungan rusak, lahan kritis meningkat, daerah aliran sungai kritis juga makin banyak. Otomatis rusaknya lingkungan tadi menyebabkan meningkatnya bencana hidrometereologi," lanjutnya.