Bocah 8 Tahun Tunggu Ayahnya Semalaman yang Ternyata Tewas Terseret Banjir

26 Oktober 2020 16:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenazah korban terseret arus banjir di Kalimantan Tengah, ditemukan, pada Minggu (25/10).
 Foto: HO-Polsek Mentaya Hulu/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah korban terseret arus banjir di Kalimantan Tengah, ditemukan, pada Minggu (25/10). Foto: HO-Polsek Mentaya Hulu/Antara
ADVERTISEMENT
Bocah berusia delapan tahun di Kabupaten Kotawaringin, Kalimantan Tengah, ditemukan basah kuyup di perkebunan kelapa sawit di Desa Santilik.
ADVERTISEMENT
Dikabarkan bocah tersebut sudah semalaman menunggu ayahnya, Sami Amekan (30), yang ternyata sudah meninggal akibat terseret banjir.
Mengutip Antara, bocah tersebut awalnya sedang bersama sang ayah di jalan pulang ke rumah di Desa Mekar Jaya setelah berkunjung dari rumah seorang kerabat pada Sabtu (24/10) malam. Jalanan pada lokasi kejadian ternyata terendam banjir yang berarus deras.
“Anak itu ditemukan dalam kondisi basah kuyup oleh warga yang sedang melintas. Ternyata dia menunggu ayahnya. Setelah dicari, ternyata ayahnya sudah meninggal dunia tidak jauh dari lokasi sang anak,” ucap Kapolres AKBP Abdoel Harris Jakin melalui Kapolsek Mentaya Hulu, Iptu Roni Paslah, pada Senin (26/10).
Karena jalanan terendam banjir, korban memutuskan untuk turun dari motor dan memeriksa jalan mana yang bisa dilalui. Saat itu ia meninggalkan sang anak dan motornya di sana.
ADVERTISEMENT
Korban diduga terpeleset dan terseret arus banjir yang deras saat mengecek jalanan. Anaknya masih di posisi yang sama tanpa mengetahui keberadaan dan keadaan ayahnya.
Semalaman bocah tersebut menunggu kedatangan ayahnya di tempat itu dalam gelap. Pada hari Minggu (25/10), ia menceritakan kejadian yang dialaminya kepada seorang warga yang melintas dan menghampirinya.
Dilakukanlah pencarian ayah dari bocah tersebut. Saat ditemukan, kondisi sang ayah sudah tak bernyawa di sebuah parit sejauh 20 meter dari lokasi kejadian.
Jenazah korban dievakuasi dan dibawa ke puskesmas untuk diperiksa. Jenazahnya akan diserahkan kepada pihak keluarga setelahnya.
“Berdasarkan keterangan dokter setelah dilakukan visum, di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” tutur Roni Paslah.