Booster Vaksin Johnson & Johnson 94% Efektif Cegah Sakit COVID-19 Sedang-Berat

21 September 2021 23:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona Johnson & Johnson. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona Johnson & Johnson. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
Perusahaan Johnson & Johnson menyampaikan hasil penelitian terbaru terkait efektivitas pemberian vaksin corona untuk booster. Dalam uji klinis yang dilakukan di Amerika Serikat, dua bulan setelah pemberian suntikan kedua bisa meningkatkan efektivitas vaksin hingga 94 persen kepada pasien bergejala sedang hingga parah.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Selasa (21/9), angka ini sebanding dengan perlindungan 70 persen jika disuntikkan dalam dosis tunggal.
Data pengujian ini akan membantu J&J untuk disampaikan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) agar bisa dijadikan suntikan booster.
Presiden AS Joe Biden juga mendorong suntikan booster dalam menghadapi lonjakan pasien COVID-19 yang masih dirawat akibat penyebaran varian Delta. J&J sebagai satu-satunya produsen vaksin COVID-19 dosis tunggal yang disetujui di AS kini tengah di bawah tekanan membuktikan keefektifan vaksin, termasuk untuk dosis tambahan.
"Perusahaan sekarang telah menghasilkan bukti bahwa suntikan booster lebih meningkatkan perlindungan terhadap COVID-19," kata kepala peneliti J&J, Dr. Paul Stoffels.
J&J menjelaskan, booster yang diberikan dua bulan setelah dosis pertama dan dapat meningkatkan kadar antibodi 4-6 kali lipat. Jumlah ini bertambah hingga 12 kali lipat ketika diberikan enam bulan setelah dosis pertama.
ADVERTISEMENT
Terkait efek sampingnya dilaporkan masih sama seperti jika diberikan dalam dosis tunggal.
Ilustrasi vaksin corona Johnson & Johnson. Foto: Lucy Nicholson/REUTERS
Uji coba dua dosis fase III ini melibatkan 30 ribu orang berusia 18 tahun ke atas, dan diberikan 56 hari setelah suntikan pertama.
Hasil penelitian sementara menunjukkan dua dosis vaksin J&J 94 persen efektif untuk mencegah penyakit sedang hingga berat. Sementara hanya terjadi satu kasus pada kelompok tersebut dan 14 orang pada kelompok yang mendapat suntikan plasebo menghasilkan interval efikasi yang lebih lebar.
Sedangkan studi J&J juga menunjukkan hampir 400 ribu orang yang disuntik vaksin corona buatan mereka 79 persen efektif mencegah terinfeksi COVID-19. Dan 81 persen efektif menekan pasien corona sampai dirawat jika dibandingkan 1,52 juga orang dengan usia, jenis kelamin, dan masalah kesehatan sama yang belum divaksin sama sekali.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, hanya Pfizer BioNTech yang telah mengirimkan data terkait evaluasi pemberian booster kepada FDA. Sementara pada Jumat (17/9) kemarin, Komite Penasihat FDA telah merekomendasikan izin penggunaan darurat Pfizer untuk warga AS berusia 65 tahun ke atas dan orang-orang yang berisiko tinggi terjadi perparahan.
Namun, rekomendasi ini juga masih membutuhkan lebih banyak data sebelum akhirnya benar-benar diberikan kepada masyarakat.