Boy Rafli: Generasi Y dan Z Paling Rentan Terpapar Terorisme dari Medsos

12 Oktober 2021 23:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengatakan, generasi Y dan Z paling rentan terpapar terorisme dari media sosial. Apakah pandemi COVID-19 membuat sebagian besar anak muda lebih banyak menghabiskan waktu bermain medsos.
ADVERTISEMENT
Generasi Y atau milenial adalah kelompok manusia yang lahir dalam rentang tahun 1980 sampai tahun 1995. Sementara generasi Z lahir di atas tahun 1997 hingga tahun 2000-an.
Rafli mengatakan, saat ini, pengguna medsos di Indonesia mencapai 200 juta orang. Sebanyak 60 persen di antaranya merupakan pengguna generasi Y dan Z.
"Dan kita tahu bahwa saat ini indonesia berada pada bonus demografi. Artinya usia produktif itu lebih dominan. Artinya generasi Z dan milenial yang hari ini begitu akrab dengan sosmed, merupakan kelompok terentan terpapar narasi-narasi yang di bangun oleh jaringan terorisme," kata dia saat menghadiri peringatan 19 tahun bom Bali di Kuta, Badung, Bali, Selasa (12/10).
Kepala BNPT Irjen Boy Rafli Amar saat menabur bunga di Monumen Peringatan Bom Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Ia mengatakan, pelaku teror saat ini sangat sadar pentingnya media sosial sebagai komunikasi dan alat propaganda. Mereka sengaja membuat konten berbau terorisme untuk merekrut anggota.
ADVERTISEMENT
"Jaringan terorisme hari ini begitu sadar strategi komunikasi melalui sosmed itu sangat efektif. Jadi mereka sangat sadar sosmed sangat efektif di dalam penyampaian konten-konten narasi radikal," kata dia.
Eks Kadiv Humas Polri itu berharap seluruh pihak mengawasi penggunaan medsos terhadap dua generasi tersebut. Masyarakat harus siap dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang.
"Masyarakat kita harus siap menerima globalisasi teknologi info yang hari ini. Kita tahu bahwa hal tersebut berkembang secara pesat namun demikian kita harus menyelamatkan anak-anak muda dari hal-hal yang tidak baik," kata Boy.
BNPT, kata Boy, telah mengandeng sekitar 50 lembaga organisasi untuk mengedukasi dan literasi bahaya konten terorisme di media sosial. Ia berharap masyarakat terutama generasi Y dan Z bijak dalam menggunakan medsos.
ADVERTISEMENT
"Kita wajib melakukan literasi dan edukasi ini agar ruang publik di sosmed ini bisa dilakukan secara bermartabat dengan mengindahkan kaidah-kaidah, nilai-nilai norma dalam agama, norma hukum positif yang berlaku di negara kita dan tentunya juga dari etika dari komunikasi yang kita bangun di kalangan generasi muda," tutup Boy.