news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BPBD Sleman Setop Penambangan di Merapi usai Rentetan Awan Panas Guguran Semalam

10 Maret 2022 9:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Akses ke lokasi tambang di Gunung Merapi ditutup sementara, usai rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi pada Rabu (9/3) malam hingga Kamis (10/3) pagi. Foto: Dok BPBD Sleman
zoom-in-whitePerbesar
Akses ke lokasi tambang di Gunung Merapi ditutup sementara, usai rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi pada Rabu (9/3) malam hingga Kamis (10/3) pagi. Foto: Dok BPBD Sleman
ADVERTISEMENT
BPBD Sleman menyetop segala aktivitas pertambangan pasir di lereng Gunung Merapi. Hal ini dilakukan setelah gunung yang berbatasan dengan Jawa Tengah dan DIY itu mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada Rabu (9/3) malam dan Kamis (10/3) pagi.
ADVERTISEMENT
"Sementara penambangan sudah ditutup," kata Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan, dikonfirmasi, Kamis (10/3).
Makwan menjelaskan bahwa jalan untuk ke lokasi penambangan telah ditutup. Begitu pula akses ke Bunker Kaliadem juga ditutup, termasuk untuk jip wisata Gunung Merapi.
"Akses jalan sudah ditutup termasuk untuk jip yang akses ke bunker sudah ditutup baik dari Kepuh maupun dari Kerangkah dari Umbulharjo," terangnya.
Dipastikan bahwa alat berat yang ada di area tambang sudah steril. Alat berat telah diturunkan semua.
Akses ke lokasi tambang di Gunung Merapi ditutup sementara, usai rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi pada Rabu (9/3) malam hingga Kamis (10/3) pagi. Foto: Dok BPBD Sleman
"Untuk kesiapsiagaan kewaspadaan bila terjadi potensi erupsi (awan panas guguran) berikutnya," jelasnya.
Sebelumnya pada Rabu (9/3) malam, Merapi mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 5 kali dengan jarak luncur mencapai 5 kilometer. Pada pagi harinya, Kamis (10/3), merapi mengeluarkan 12 awan panas guguran hingga pukul 07.33 WIB dengan jarak luncur maksimal mencapai 2 kilometer.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 193 warga Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman sempat mengungsi ke Balai Desa Glagaharjo. Namun, pagi harinya mereka dilaporkan sudah kembali ke rumah masing-masing.