BPN: Prabowo Mau Ketemu Luhut Usai Pilpres, Sekarang Kan Bisa Telepon

21 April 2019 20:29 WIB
Koordinator juru bicara BPN, Dahnil Anzhar Simanjuntak pada konferensi pers di Kertanegara, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Koordinator juru bicara BPN, Dahnil Anzhar Simanjuntak pada konferensi pers di Kertanegara, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, memastikan Prabowo tidak akan menemui utusan capres 01, Joko Widodo, Luhut Binsar Pandjaitan. Bahkan, apabila Jokowi langsung yang mau menemui sekarang, Prabowo enggan.
ADVERTISEMENT
“Jadi kompetisi masih berlangsung gitu ya kita akan bertemu mungkin setelah kompetisi selesai. Pokoknya setelah kompetisi selesai. Ini kompetisi masih berlangsung. Jadi bertemu kan sudah sering bertemu, saya pikir dan bisa juga kan via telepon segala macam kan bisa,” kata Dahnil di Jalan Pulombangkeng, Jakarta Selatan, Minggu, (21/4).
Meski begitu, Dahnil belum mengetahui apakah Luhut sudah berkomunikasi dengan Prabowo melalui sambungan telepon. Ia menegaskan, Prabowo masih fokus memberikan semangat kepada pendukungnya untuk mengawal penghitungan suara yang sedang berlangsung.
“Pokoknya Pak Prabowo fokus hari ini untuk mengawal C1 dan memberikan semangat kepada seluruh relawan, seluruh kader partai untuk fokus ngumpulin C1, enggak ada mikirin nemuin Pak Luhut, terima Pak Luhut, terima Pak Jokowi, terima Pak Ma’ruf Amin, enggak, enggak ada yang mikirin itu,” ujar Dahnil.
Capres Prabowo Subianto menyapa para pendukungnya saat tiba di Kertanegara. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
“Jadi kita fokus memastikan teman-teman relawan tetap semangat kumpulkan C1, mereka tak takut intimidasi, mereka tak takut praktik-praktik kecurangan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dahnil menjelaskan sejauh ini pihaknya terus mendata kecurangan yang terjadi selama berjalannya Pilpres 2019. Ia menganggap kecurangan yang ada terjadi secara terstruktur, sistemik, dan masif yang juga melibatkan para aparat.
“Ini kami saling menyebut ini jangan sampai suara rakyat itu kemudian dicurangi, tergadaikan, terampas. Kami melihat ada kecurangan itu jangan sampai kemudian pemilu kita berubah dari suara rakyat menjadi suara aparat, itu berbahaya,” tegas Dahnil.