BPOM: Kemampuan Vaksin Sinovac Hasilkan Imunogenisitas 99 Persen

11 Januari 2021 16:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas membawa vaksin corona Sinovac ke dalam tempat penyimpanan setibanya di Gedung Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Palu, Selasa (5/1).  Foto: Mohamad Hamzah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas membawa vaksin corona Sinovac ke dalam tempat penyimpanan setibanya di Gedung Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Palu, Selasa (5/1). Foto: Mohamad Hamzah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
BPOM akhirnya mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac jelang kick off penyuntikan vaksin corona di Indonesia pada Rabu (13/1).
ADVERTISEMENT
Kepala BPOM Penny Lukito memastikan hasil uji klinis Bio Farma di Bandung memperlihatkan kemampuan menghasilkan antibodi atau imunogenisitas dari vaksin Sinovac mencapai lebih dari 99 persen.
"Pada uji klinis fase 3 di Bandung, data imunogenisitas menunjukkan hasil yang baik, pada 14 hari setelah penyuntikan dengan hasil seropositif atau kemampuan vaksin membentuk antibodi sebesar 99,74 persen dan pada 3 bulan setelah penyuntikan hasil seropositif sebesar 99,23 persen," ujar Penny saat konferensi pers virtual, Senin (11/1).
Imunogenisitas yaitu kadar antibodi yang meningkat kemudian bisa menetralisir dan membunuh virus yang masuk ke tubuh manusia.
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
Hal ini, kata Penny, juga terlihat pada kekebalan tubuh para relawan vaksin Sinovac di Bandung selama tiga bulan.
ADVERTISEMENT
"Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah subjek yang memiliki antibodi selama 3 bulan masih tinggi, yaitu 99,23 persen," jelas Penny.
Sementara terkait evaluasi terhadap efficacy atau efikasi (khasiat/kemanjuran) vaksin Sinovac, Penny mengatakan, pihaknya juga menggunakan data uji klinis di berbagai negara.
Untuk uji klinis III di Bandung diketahui efikasi vaksin Sinovac di angka 65,3 persen.
Efikasi adalah setelah subjek mendapatkan penyuntikan kedua kali kemudian kembali berkegiatan di tengah masyarakat.
"BPOM menggunakan pemantauan dan analisis dari uji klinis yang dilakukan di Indonesia dan juga mempertimbangkan hasil uji klinis di Brasil dan Turki," pungkasnya.