BPPTKG: Erupsi Merapi Masih Didominasi Gas
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta , Hanik Humaida, memberikan penjelasan terkait erupsi Gunung Merapi pada Kamis (2/4) sore ini. Menurut Hanik, erupsi kali ini masih didominasi gas, seperti pada erupsi sebelum-sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Pada saat erupsi tidak terjadi adanya awan panas. Proses erupsi didominasi gas sama seperti dengan beberapa hari yang lalu," ujar Hanik melalui video rilisnya, Kamis (2/4).
Hanik menjelaskan erupsi Gunung Merapi merupakan suatu rangkaian aktivitas yang terjadi pada Mei 2018. Di mana status Waspada pada Gunung Merapi pertama kali ditetapkan.
"Jadi pada saat ini memasuki fase intrusi atau suplai magma dari dapur magma dalam," kata Hanik.
Masyarakat pun diminta tetap tenang. Sebab potensi bahaya masih seperti sebelumnya yaitu dalam radius 3 Km dari puncak Gunung Merapi.
"Untuk itu masyarakat tetap waapada namun tidak perlu panik potensi bahaya hanya di dalam radius 3 Km," kata Hanik.
Sebelumnya, Gunung Merapi erupsi pada Kamis (2/4) sekitar pukul 15.10 WIB. Dari data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 78 mm dan durasi 345 detik.
ADVERTISEMENT
"Teramati tinggi kolom erupsi± 3.000 meter dari puncak. Arah angin saat erupsi ke Timur," tulis akun Twitter @BPPTKG, Kamis (2/4).
Terkait hal ini, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) DIY, Biwara Yuswantana mengatakan stok masker di BPBD aman. Selama serangkaian erupsi beberapa waktu lalu, abu mayoritas mengarah ke Magelang, Jawa Tengah.
"Masker ada stok, belum dikeluarkan. kebutuhan (masker) COVID ada sendiri kita cadangkan kalau Merapi batuk-batuk," kata dia.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT