BPPTKG: Masyarakat di Lereng Merapi Belum Perlu Mengungsi

10 Maret 2022 14:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puncak gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (10/3). Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Puncak gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (10/3). Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menjelaskan rentetan awan panas guguran Gunung Merapi pada 9-10 Maret 2022 masih dalam status siaga dan radius bahayanya masih seperti sebelumnya yang telah ditetapkan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kata Hanik, masyarakat di lereng Merapi masih belum perlu mengungsi. Dalam rentetan awan panas guguran semalam, tercatat jarak luncur terjauh mencapai 5 kilometer dari puncak dan mengarah ke tenggara, yaitu di alur Kali Gendol.
"Nah sampai dengan saat ini, potensi masih ada di alur-alur sungai. Sehingga kami masih mempertahankan status siaga dan masyarakat belum perlu untuk mengungsi," kata Hanik saat jumpa pers secara daring, Kamis (10/3).
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Meski begitu, Hanik menjelaskan aktivitas Merapi akan terus dipantau BPPTKG. Apabila nantinya terjadi perubahan yang signifikan maka rekomendasi radius bahaya akan dievaluasi.
Sampai saat ini, status Gunung Merapi masih level III atau Siaga. Radius bahaya berupa guguran lava dan awan panas masih tetap.
ADVERTISEMENT
"Potensi bahayanya yang berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan barat daya meliputi untuk Sungai Boyong 5 kilometer. Sungai Bedog, Krasak, Bebeng, sejauh 7 kilometer," rinci Hanik.
Sementara untuk sektor tenggara, alur luncuran awan panas guguran semalam, juga masih sama seperti sebelumnya, meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
"Pada sektor tenggara untuk Kali Woro 3 kilometer dan untuk Kali Gendol 5 kilometer," jelasnya.
Warga mengamati material vulkanik erupsi Gunung Merapi di hulu Kali Gendol, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (10/3). Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
Apabila terjadi erupsi yang bersifat eksplosif maka jangkauan lontaran material vulkanik berada di radius 3 kilometer dari puncak.
"Sedang antisipasi erupsi yang sifatnya eksplosif, bahwa jangkauan kemungkinan ini radiusnya 3 kilometer. Ini potensi bahaya belum berubah masih seperti yang kemarin kita sampaikan," katanya.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 193 warga Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman sempat mengungsi ke Balai Desa Glagaharjo. Namun, pagi harinya mereka sudah kembali ke rumah masing-masing.
Meski demikian, BPBD Sleman akan tetap memantau aktivitas masyarakat, khususnya para pencari rumput di lereng Merapi.