BPPTKG Sebut 2 Kubah Lava Gunung Merapi Aktif Tumbuh

21 April 2021 18:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, D.I Yogyakarta. Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
zoom-in-whitePerbesar
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, D.I Yogyakarta. Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
ADVERTISEMENT
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi sejauh ini masih tinggi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat luncuran awan panas dan guguran lava masih sering terjadi.
ADVERTISEMENT
"Merapi masih erupsi masih efusif, ya. Masih aktivitas aktif, ya. Dalam artian ada awan panas, ada guguran terus terjadi. Jadi sampai sekarang kegempaan untuk guguran masih mendominasi," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, di Kepatihan Pemda DIY, Rabu (21/4)
Hanik menyebut Gunung Merapi yang kini berstatus siaga atau level III terdapat pertumbuhan 2 kubah lava. Masing-masing kubah lava di barat daya dan tengah kawah. Kedua kubah lava ini, menurut Hanik, masih aktif tumbuh.
Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (27/1). Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO
"Jadi dua-duanya masih aktif pertumbuhan kubah lavanya. Untuk yang di barat daya (vumenya) itu sekitar 1,2 juta (meter kubik), kemudian di tengah 1,6 juta (meter kubik)," kata Hanik.
Mengenai guguran awan panas, Hanik menyatakan arahnya didominasi ke arah barat daya, meski kadang ke tenggara. Dia menjelaskan untuk potensi bahaya belum ada perubahan.
ADVERTISEMENT
Diketahui rekomendasi potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya dan tenggara.
Sektor selatan-barat daya meliputi Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, dan Kali Putih sejauh maksimal 5 kilometer dari puncak Merapi. Kemudian sektor tenggara yaitu Kali Gendol sejauh maksimal 3 kilometer.
Guguran material vulkanik Gunung Merapi terlihat dari Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (24/2/2021). Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Sementara lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan eksplosif diperkirakan dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Ada sesekali saja (guguran ke tenggara). Dominasi masih ke arah barat daya. Jadi potensi bahaya masih ada di barat daya saat ini sampai 5 kilometer. Masih sama. Belum ada perubahan rekomendasi karena belum ada perubahan yang signifikan. Jadi masih aktivitas merapi saat ini efusif tadi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara soal lahar hujan ketika puncak Merapi diguyur hujan lebat, Hanik mengatakan kejadian itu sempat terjadi di Kali Boyong tetapi volume tidak besar. Sehingga tidak sampai berdampak ke masyarakat.
"Tapi tetep lahar harus diwaspadai juga ya karena bagaimana pun bisa juga terjadi kalau hujan sangat tinggi potensinya," ujarnya.