BPPTKG: Status Merapi Tidak Berubah Usai Luncurkan Awan Panas 5 Km Semalam

10 Maret 2022 13:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puncak gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (10/3). Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Puncak gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (10/3). Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta memastikan rekomendasi potensi bahaya guguran lava dan awan panas di Gunung Merapi tidak berubah.
ADVERTISEMENT
Pada Rabu (9/3) malam hingga Kamis (10/3) pagi, Gunung Merapi teramati meluncurkan rentetan awan panas guguran dengan jarak luncur mencapai 5 kilometer ke arah tenggara, yaitu di alur Kali Gendol.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan bahwa semalam hingga pagi ini tercatat ada 17 kali awan panas guguran. Namun, potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas masih tetap, yaitu pada sektor selatan barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat menyampaikan kondisi terkini Gunung Merapi melalui YouTube BPPTKG, Kamis (10/3). (Ist)
"Potensi bahayanya yang berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan barat daya meliputi untuk Sungai Boyong 5 kilometer. Sungai Bedog, Krasak, Bebeng, sejauh 7 kilometer," kata Hanik dalam jumpa pers yang disiarkan di YouTube BPPTKG, Kamis (10/3).
ADVERTISEMENT
Sementara untuk sektor tenggara yang tak lain adalah alur luncuran awan panas guguran semalam, juga masih sama seperti sebelumnya yaitu meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
"Pada sektor tenggara untuk Kali Woro 3 kilometer dan untuk Kali Gendol 5 kilometer," jelasnya.
Apabila terjadi erupsi yang bersifat eksplosif, maka jangkauan lontaran material vulkanik berada di radius 3 kilometer dari puncak.
"Sedang antisipasi erupsi yang sifatnya eksplosif, bahwa jangkauan kemungkinan ini radiusnya 3 kilometer. Ini potensi bahaya belum berubah masih seperti yang kemarin kita sampaikan," katanya.
Sementara, status Gunung Merapi juga masih sama, yaitu berstatus level III atau Siaga sejak 5 November 2020.
Hanik menjelaskan bahwa Merapi memasuki masa erupsi efusif sejak 4 Januari 2021. Hal ini ditandai dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran.
ADVERTISEMENT