BRIN Bicara Solusi Penanganan Limbah Paracetamol di Jakarta

4 Oktober 2021 14:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembuangan limbah di sungai. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembuangan limbah di sungai. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sejumlah faktor menjadi penyebab terjadinya pencemaran paracetamol di Teluk Jakarta. Hal tersebut mendapat perhatian para peneliti hingga pemerintah untuk segera mengatasi masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
Peneliti Oseanografi LIPI-BRIN, Wulan Koagouw memberikan solusi untuk mereduksi pencemaran paracetamol di Teluk Jakarta. Salah satunya yakni perlunya teknologi penanganan limbah yang canggih.
“Kalau kita bisa bicara untuk teknologi penanganan limbah misalnya, kita perlu teknologi penanganan limbah yang baik supaya mudah-mudahan dapat mereduksi paracetamol,” kata Wulan dalam kegiatan diskusi virtual, Senin (4/10).
Wulan menjelaskan masyarakat juga perlu menyesuaikan gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi obat-obatan seperti paracetamol. Meski begitu, dirinya tidak mau berkomentar banyak karena hal tersebut bukan kapasitasnya.
Ilustrasi sungai tercemar limbah Foto: Pixabay
“Saya enggak mau komen kalau misalnya kita harus mereduksi dosis paracetamol, kayaknya susah, apalagi orang Jakarta banyakan pusing dan saya bukan kapasitasnya untuk mengatakan hal tersebut karena saya bukan dokter medis,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
“Tapi mungkin gaya hidup lebih mengarah kepada apa yang kita lakukan dengan obat-obatan yang mungkin expired atau mungkin yang sudah tidak terpakai dan sudah rusak bentuknya,” tambahnya.
Menurut Wulan, juga perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat terkait cara mengolah limbah paracetamol agar penanganannya dapat teratasi secara baik dan benar.
“Kalau sekiranya kita bisa tau ke mana kita proses atau buang limbah rumah tangga paracetamol ini akan lebih baik,” jelasnya.

Solusi Penanganan Limbah Farmasi

Petugas kebersihan membersihkan sampah saat banjir rob di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta, Jumat (1/1/2021). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Terkait limbah industri farmasi yang diduga sebagai salah satu faktor penyebab pencemaran paracetamol, Wulan menjelaskan hal tersebut adalah ranah dari pemerintah karena terkait dengan aturan kebijakan.
“Tentunya kalau dari limbah industri dan seterusnya bukan ranah saya untuk berbicara karena itu adalah ranah stakeholder untuk berbicara, karena akan berbicara mengenai kebijakan yang akan terkait,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Wulan berharap ke depannya kita sebagai masyarakat untuk terus mengawal kebijakan yang dibuat oleh pemerintah agar penanganan limbah paracetamol di Indonesia semakin baik.
“Tentunya dengan monitoring yang harus dilakukan sehingga kita bisa lihat dan mudah-mudahan kita bisa push ke arah policy supaya penanganan limbah ini lebih baik, karena kalau penanganan limbahnya bisa lebih baik mudah-mudahan konsentrasi yang akan dilepas di laut bisa jauh lebih rendah dan mudah-mudahan itu bisa tereduksi sampai efeknya nihil,” pungkasnya.