Buka Mukernas Rabhitah Alawiyah, Ma'ruf Singgung Nabi Palsu

6 Desember 2019 21:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wapres Ma'ruf Amin di Mukernas Rabhitah Alawiyah, di Hotel Crowne Plaza, Jakarta. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wapres Ma'ruf Amin di Mukernas Rabhitah Alawiyah, di Hotel Crowne Plaza, Jakarta. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menghadiri Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Rabhitah Alawiyah di Crowne Plaza Hotel, Jakarta. Rabhitah Alawiyah adalah organisasi masyarakat perkumpulan WNI keturunan Arab, khususnya yang punya keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Ma'ruf menyinggung banyaknya pihak yang mengaku-ngaku sebagai nabi.
Ketum MUI nonaktif itu menyebut bahwa fenomena tersebut terjadi di sejumlah tempat, misalnya di Kalimantan hingga Sulawesi Selatan. Para nabi palsu itu, kata dia, mengklaim punya kekuatan yang tak masuk akal.
"Akhir-akhir ini, ada orang mengaku nabi di Kalimantan, di Sulsel, dulu malah ada yang pernah mengaku bisa menggandakan uang," kata Ma'ruf di lokasi, Jumat (6/12).
"Banyak puluhan ribu orang percaya kalau orang bisa menggandakan uang banyak pengikutnya, bagaimana kalau menggandakan istri? Lebih banyak lagi," lanjut dia.
Ma'ruf menganggap orang-orang yang mengaku nabi tersebut telah menyimpang dari manhaj (jalan) ajarannya. Ia mengatakan jalan atau cara berpikir yang harus dijalani umat Islam di Indonesia ialah cara berpikir moderat.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin berpidato dihadapan penerima penghargaan Anugerah Paramakarya 2019 di Istana Wakil Presiden di Jakarta, Kamis (28/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
"Manhaj yang kita kenal sekarang (adalah) cara berpikir metode berpikir yang moderat atau manhaj rahmatan lil alamin. Cara berpikir Islam yang rahmatan lil alamin," jelas
ADVERTISEMENT
Cara pandang terhadap agama tersebut, lanjut dia, perlu untuk mencegah umat Islam melakukan hal yang menyimpang dari ajaran agamanya. Ia mengklaim saat ini banyak akidah-akidah islam yang menyimpang, namun ia tak menjelaskan akidah seperti apa yang dimaksud.
"Antara tanggung jawab keumatan itu kita harus melakukan himayatul ummah, artinya menjaga umat, dari akidah-akidah yang menyimpang. Sekarang ini banyak berkembang akidah-akidah itu," jelas dia.
Ma'ruf juga meminta Rabhitah Alawiyah menjaga umat Islam dari gerakan ekstremisme. Ia juga meminta Rabhitah Alawiyah membantu rencana pemerintah memperbaiki perekonomian umat Islam di Indonesia.
"Kita juga harus menjaga umat dari gerakan ekstrem yang menyimpang, yang dapat menimbulkan masalah," jelas dia.
"Selain itu kita juga harus melakukan perbaikan umat baik dari segi pendidikan, ekonomi, pengembangan ekonomi umat. Karena itu majelis ulama mengusung isu arus baru ekonomi Indonesia intinya pemberdayaan umat," lanjut Ma'ruf.
ADVERTISEMENT