Bukan Jam 5 Pagi, Riset Justru Sebut Masuk Sekolah Idealnya Jam 10

1 Maret 2023 11:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti aktivitas belajar mengajar di SMA Negeri I Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3/2023). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti aktivitas belajar mengajar di SMA Negeri I Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3/2023). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siswa-siswi SMA dan SMK di Kota Kupang, NTT, kini mulai masuk sekolah pukul 05.00 pagi. Ini sesuai mandat Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, yang mewajibkan 10 SMA dan SMK agar masuk lebih pagi dari yang awalnya pukul 07.00.
ADVERTISEMENT
Pertimbangannya, perputaran bumi saat ini dinilai begitu cepat dan matahari sudah terbit pukul 05.00 WITA. Namun, program ini dikritik Federasi Serikat Guru Indonesia.
“FSGI mengkritik kebijakan masuk sekolah jam 5 WITA di NTT dan mendorong Pemprov NTT mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut karena sangat membahayakan tumbuh kembang anak, sebaiknya dibatalkan karena tidak berpihak pada kepentingan terbaik bagi anak,” ujar Sekjen FSGI Heru Purnomo.
Lantas, bagaimana sebenarnya jam masuk sekolah yang ideal?
Dalam jurnal berjudul “Later Education Start Times in Adolescence: Time for Change” (2015), peneliti Oxford University, Paul Kelley bersama Clark Lee menyebut jam sekolah untuk remaja di AS dinilai terlalu awal. Di AS sendiri jam masuk sekolah rata-rata dimulai pukul 08.00 pagi.
ADVERTISEMENT
Jurnal itu lalu menyebut bahwa sekolah yang mulainya lebih awal bisa menyebabkan dampak negatif pada siswa. Dampak itu di antaranya adalah kurang tidur kronis (chronic sleep deprivation) yang dapat merusak kesehatan si remaja tersebut.
Ilustrasi tidur siang. Foto: MiniStocker/Shutterstock
Jam sekolah yang lebih awal membuat mereka punya jam tidur terbatas. Peneliti menemukan bahwa para siswa kehilangan rata-rata sekitar 2,7 jam tidur pada hari sekolah. Nah, andai sekolah dimulai lebih telat, siswa dinilai bisa punya waktu tidur lebih panjang, kemampuan belajar yang lebih baik, serta mengurangi risiko kesehatan.
Selain itu, jurnal tersebut juga memaparkan hasil tes pada siswa kelas menengah. Jadi, ada efek positif saat jam sekolah dibuat mundur. Nilai para siswa disebut terus bertahan dengan baik. Sementara pada siswa yang sekolah lebih awal, prestasi mereka di kelas memburuk di hari yang sama. Penelitian ini melibatkan lebih dari 10 ribu siswa dan temuannya konsisten bertahun-tahun.
Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti apel pagi penerapan aktivitas sekolah mulai pukul 05.00 WITA di halaman SMA Negeri I Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3/2023). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Dari sisi orang tua, mayoritas wali murid Minneapolis School District dalam penelitian itu mendukung jam sekolah dimundurkan. Alasannya, mereka bilang waktu berbincang bersama keluarga jadi lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Masih dalam jurnal yang sama, studi menunjukkan bahwa mereka yang tidur kurang dari 6 jam sehari menghasilkan defisit kinerja kognitif yang setara dengan kurang tidur dua malam.
Tidur cukup sangat penting di masa perkembangan seorang remaja. Misalnya, pada pembentukan memori jangka panjang yang terjadi saat tidur. Mereka yang tidur cukup juga tampil lebih maksimal di kelas serta menunjukkan prestasi akademik yang lebih baik.
Ilustrasi anak SMA belajar. Foto: Dok. Pemprov Jateng
Studi klinis menyebutkan kurang tidur–sleep deprivation–berkontribusi pada obesitas, penyakit depresif, dan gangguan tidur. Akibatnya mereka jadi ketergantungan pada kopi, rokok, alkohol, hingga obat-obatan.
Para peneliti pun menilai bahwa sekolah mestinya baru mulai pukul 8.30 pagi untuk anak berusia 10 tahun. Semakin beranjak dewasa, jam mulai sekolah pun dinilai harus semakin siang. Untuk anak berusia 16 tahun ke bawah, misalnya, para peneliti mengusulkan jam 10 sebagai awal masuk sekolah dan jam 11 untuk anak berusia 18 tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut para peneliti, kesimpulan itu berdasarkan pada temuan terbaru soal jam biologis khususnya pola tidur. Jam biologis ini menentukan jam terbaik untuk berkonsentrasi dan bekerja. Nah, para peneliti menilai kini menilai terjadi pergeseran hingga 3 jam untuk memulai kegiatan seiring pertumbuhan seorang anak menjadi remaja.
Temuan serupa juga diungkap jurnal “Sustained Benefits of Delaying School Start Time on Adolescence Sleep and Well-Being” yang diterbitkan Sleep Research Society tahun 2018. Penelitian ini dilakukan terhadap 375 siswa di sekolah menengah di Singapura.
Jadi, para peneliti ingin melihat apa jadinya jika jam sekolah dimundurkan dari jam 07.30 ke 08.15 pagi. Nah usai sebulan berlalu, para siswa yang terlibat mendapatkan tambahan jam tidur sebanyak sekitar 23,2 menit. Praktis, para siswa dilaporkan punya kualitas tidur dan kesejahteraan (well-being) yang lebih baik setelah jam belajar dimundurkan 45 menit.
ADVERTISEMENT
Perubahan positif muncul setelah 9 bulan usai skenario ini diterapkan. Dalam jurnal itu disebutkan, para siswa jadi minim gejala gangguan mental, merasa lebih segar saat harus melek sepanjang hari, dan mood yang lebih baik.
Sementara itu, salah satu pertimbangan Gubernur NTT dalam menerapkan kebijakan ini adalah matahari yang sudah terbit pukul 05.00 WITA. Berdasarkan pantauan kumparan di situs Timeanddate.com–yang mencatat waktu terbit dan tenggelamnya matahari sesuai posisi real-time–pada Selasa (28/2), matahari terbit baru pada pukul 05.48 WITA.
Sejak awal Februari, jam matahari terbit mulai dari 05.42 dan menitnya terus bertambah hingga akhir Februari. Artinya, siswa SMA dan SMK di NTT bahkan harus tiba di sekolah hampir satu jam sebelum matahari terbit.
ADVERTISEMENT