Bukannya Pakai APD, Tenaga Medis di Bogor Malah Pakai Kostum di Poli Anak

3 Juni 2020 18:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tenaga medis mengenakan kostum di Poli Anak Rumah Sakit UMMI Kota Bogor, Jawa Barat. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tenaga medis mengenakan kostum di Poli Anak Rumah Sakit UMMI Kota Bogor, Jawa Barat. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah mengingatkan masyarakat yang tak terdesak agar tidak ke rumah sakit dan melakukan telemedicine. Langkah tersebut dinilai untuk mencegah penularan COVID-19, terlebih RS menjadi lokasi yang berpotensi terjadi penularan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, para tenaga medis juga diimbau untuk menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker hingga baju hazmat. Sayangnya, ada pemandangan yang bertolak dari imbauan itu.
Sejumlah perawat dan dokter di Poli Anak RS UMMI Kota Bogor tak mengenakan APD. Mereka malah mengenakan kostum action figur hingga kartun.
Pantauan di lokasi, Rabu (3/6), terlihat adanya dua orang perawat bernama Lulu Hapsari dan Agus Mulyadi yang mengenakan kostum snow white dan bajak laut. Keduanya tak mengenakan masker maupun sarung tangan.
Lulu mengaku mengenakan kostum bertema kartun tersebut dua hari belakangan, seiring rumah sakit berjalan normal. Pemakaian kostum ini menurutnya hanya khusus untuk tenaga medis, baik perawat atau dokter, di Poli Anak.
ADVERTISEMENT
"Kalau pakai APD biasa anak-anak kebanyakan takut dan menangis. Sejak pakai ini, anak-anak suka dan serasa di tempat karnaval, kami hibur agar anak bisa nyaman dengan kami," kata Lulu kepada kumparan, Rabu (3/6).
Tenaga medis mengenakan kostum di Poli Anak Rumah Sakit UMMI Kota Bogor, Jawa Barat. Foto: kumparan
Sebelum menggunakan kostum, Lulu mengaku awalnya memang mengenakan APD level 3 COVID-19. Namun, demi tak menakuti anak-anak yang berobat, RS pun membuat kebijakan mengenakan kostum.
"Kalau ribet pasti pakai APD kostum. Tapi jujur mungkin lebih ribet mengunakan APD COVID-19. Tapi balik lagi, tujuan kami agar menarik anak-anak dan tidak takut, dan orang tua tidak takut membawa anaknya ke rumah sakit, dan khawatir anaknya melihat pakaian APD putih," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama RS UMMI Bogor dr Andi Tatat membenarkan kebijakan pemakaian kostum tersebut. Andi menjelaskan penggunaan kostum diperuntukkan bagi tenaga medis yang menangani pasien anak agar nyaman.
ADVERTISEMENT
"Agar anak-anak nyaman datang ke rumah sakit, para tenaga medis mengunakan action figur, kebetulan itu pakai kostum bajak laut dan putri salju," ungkap Andi dikonfirmasi terpisah.
Meski pakai kostum, pihak RS mengaku mewajibkan para tenaga medis tetap mematuhi prosedur COVID-19. Di antaranya menggunakan masker, sarung tangan, hingga pelindung wajah.
Dia mengatakan kostum ini juga dipakai untuk menyambut Hari Anak pada 23 Juli mendatang. Setiap hari kostum yang digunakan akan diganti, mulai dari karakter robot hingga kartun lainnya. Menurut Andi, kehadiran para tenaga medis yang mengunakan kostum ini disambut baik keluarga pasien, terutama anak-anak.
Kendati mengunakan kostum, pihak RS mengklaim sudah menjalani prosedur sesuai protokol COVID-19.
"Insyaallah rumah sakit kami aman, dan menjalankan protokol COVID sesuai aturan. Kamar rawat inap sendiri sudah full, untuk rawat jalan sudah normal kembali," kata Andi.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.