BUMN Diminta Tidak Monopoli Tes Corona di Bandara Agar Persaingan Sehat

1 Mei 2021 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gedung Kementerian BUMN. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gedung Kementerian BUMN. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Ahli Wabah Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyoroti pengadaan layanan tes COVID-19 di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Pandu, setelah kasus penggunaan alat rapid test antigen bekas yang dilakukan oknum karyawan PT Kimia Farma di Bandara Kualanamu terungkap, harus ada perbaikan sistem agar insiden ini tidak terulang.
Misalnya dengan penyedian layanan tes corona di bandara tidak hanya dari satu perusahaan saja, agar masyarakat dapat memilih layanan yang terbaik, sehingga muncul persaingan yang sehat untuk meningkatkan kulitas pelayanan.
"Seharusnya ngga cuma satu perusahaan saja yang memberikan pelayanan, harusnya ada beberapa sehingga masyarakat punya pilihan," tuturnya kepada kumparan, Sabtu, (1/5).
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
Ia menilai, salah satu faktor agar dapat mendorong kualitas tes COVID-19 di tempat umum dengan memberi kesempatan kepada perusahaan swasta. Sehingga, layanan tes COVID-19 tidak hanya diberikan BUMN PT Kimia Farma.
ADVERTISEMENT
Perusahaan BUMN, tambahnya, seperti melakukan praktik monopoli jika pelayanan tes COVID-19 hanya diberikan oleh satu perusahaan saja.
"Ini kan seakan-akan semuanya dimonopoli Kimia Farma," imbuhnya.
Pandu mengungkapkan, jika masyarakat diberi pilihan lain maka perusahaan tersebut akan berusaha memberikan kualitas dan fasilitas dengan semaksimal mungkin. Hal ini bisa menjadi mencegah kasus pengadaan alat rapid tes antigen bekas tidak terjadi lagi.
"Kalau masyarakat punya pilihan, perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan layanan kesehatan," tutupnya.
==
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona