Bunuh 2 Jurnalis, Mantan Militan Kolombia Dihukum 28 Tahun Penjara

12 Juni 2021 3:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang anggota dari kelompok sempalan organisasi gerilya FARC Kolombia, Gustavo Angulo Arboleda atau dikenal sebagai 'Cherry' divonis 28 tahun penjara. Ia dinyatakan terbukti bersalah atas penculikan dan pembunuhan tim pers Ekuador pada 2018.
ADVERTISEMENT
Cherry mengaku terlibat dalam penculikan dan pembunuhan terhadap dua orang jurnalis dari harian El Comercio, serta sopir mereka. Pembunuhan dilakukan di perbatasan Ekuador dan Kolombia. Cherry juga didenda USD 1,2 juta.
"Para korban diculik oleh anggota kelompok Oliver Sinisterra, kelompok FARC yang memisahkan diri, di provinsi Esmeraldas (Ekuador) pada 26 Maret 2018," kata jaksa, dalam keterangannya, dikutip dari AFP, Sabtu (12/6).
Jaksa mengatakan Cherry adalah bagian dari kelompok yang bertugas menjaga para sandera, hingga akhirnya kepala kelompok sempalan Ekuador, yang dikenal sebagai 'Guacho' memerintahkan pembunuhan reporter Javier Ortega (32), fotografer Paul Rivas (45) dan pengemudi Efrain Segara (60).
Mayat mereka ditemukan tiga bulan setelah penculikan di sebuah lubang yang digali di sisi perbatasan Kolombia, di wilayah selatan Narino, salah satu daerah terbesar produsen narkoba di dunia.
Ilustrasi narkoba. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Guacho sendiri, yang bernama asli Walther Arizala, dibunuh oleh tentara Kolombia pada Desember 2018. Sementara atas vonis tersebut, Cherry meminta pengampunan dari keluarga para korban.
ADVERTISEMENT
Pada bulan Maret, anggota lain dari kelompok yang sama, Jesus Vargas, juga dikenal sebagai Reinel, dijatuhi hukuman 28 tahun delapan bulan penjara di kasus yang sama.
Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika mengatakan dalam sebuah laporan bahwa tindakan yang diambil oleh Ekuador untuk melindungi tim pers El Comercio 'tidak cukup'.
Diketahui, berbagai kelompok bersenjata memisahkan diri dari Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia, atau FARC, setelah menandatangani kesepakatan damai bersejarah pada 2016. Sehingga kelompok pecahan tidak memiliki struktur komando terpadu. Mereka berjumlah sekitar 2.500 kombatan.
Mereka dibiayai terutama oleh perdagangan narkoba serta tambang emas klandestin, menurut dinas intelijen militer