Bupati Banyumas Bongkar Makam Jasad Pasien Positif Corona yang Ditolak Warga

1 April 2020 18:53 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Banyumas Achmad Husein (kanan) memindahkan jenazah pasien positif corona setelah mendapat penolakan warga. Foto: Dok. Pemkab Banyumas
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Banyumas Achmad Husein (kanan) memindahkan jenazah pasien positif corona setelah mendapat penolakan warga. Foto: Dok. Pemkab Banyumas
ADVERTISEMENT
Seorang pasien positif corona meninggal dunia di RS Margono Soekardjo, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, pada Selasa (31/3). Jenazahnya kemudian dimakamkan di lahan milik Pemkab Banyumas yang terletak di batas Desa Karangtengah, Cilongok dan di Desa Tumiyang, Kecamatan Pakuncen, pada malam harinya.
ADVERTISEMENT
Namun warga setempat menolak pemakaman tersebut karena takut akan membahayakan warga. Mereka meminta agar makam dipindah ke lokasi lain.
Walhasil, makam tersebut dibongkar. Pembongkaran dipimpin langsung oleh Bupati Banyumas, Jateng, Achmad Husein, Rabu (1/4) pagi.
Husein mengatakan, Pemkab Banyumas sebenarnya telah menyiapkan tiga alternatif tempat pemakaman untuk jenazah penderita positif corona. Namun, masyarakat di lokasi tersebut tidak terima.
"Saya sebetulnya hanya ingin menunjukkan bahwa jenazah setelah meninggal itu tidak berbahaya," ujar Husein Rabu (1/4).
"Tidak ada bahaya dari jenazah positif COVID-19 yang sudah meninggal. Begitu virus itu ada di tubuh jenazah di dalam tanah itu virus langsung mati. Tidak akan ke mana-mana. Ini kan masyarakat yang belum tahu," tambahnya.
Bupati Banyumas Achmad Husein (tengah) memindahkan jenazah pasien positif corona setelah mendapat penolakan warga. Foto: Dok. Pemkab Banyumas
Kepala Desa Karangtengah, Karyoto menjelaskan, alasan warga menolak pemakaman tersebut, karena merasa dibohongi oleh petugas. Apalagi, setelah tahu bahwa yang dimakamkan itu adalah jenazah positif COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Dari Selasa siang (31/3) sudah banyak orang berseliweran menggunakan kendaraan pelat merah dan BPBD. Kami tidak diberi informasi sama sekali, dan tidak ada pemberitahuan ke desa," ujar Karyoto.
Karyoto menambahkan listrik padam tiba-tiba pada pukul 19.00 WIB, dan warga juga tidak tahu apakah itu disengaja atau tidak.
"Tapi tiba-tiba datang dua ambulans dan mobil-mobil dinas lain, total enam kendaraan," ucapnya.
Lalu, lanjut dia, masyarakat tahu bahwa ada pemakaman jenazah positif COVID-19. Pihaknya bergegas menuju ke tempat pemakaman dan mengkonfirmasi hal itu.
"Ini yang menyulut kemarahan masyarakat, saya pribadi juga. Karena ini berada di wilayah kami, tapi kami tidak diberitahu sama sekali," ujarnya.
Ia menambahkan, jarak pemakaman dengan lingkungan tempat tinggal warga, hanya sekitar 100 meter saja. Sehingga, menimbulkan kekhawatiran tersendiri untuk warga.
ADVERTISEMENT
Terkait insiden tersebut, Pemkab Banyumas akan melakukan sosialisasi agar tidak terjadi permasalahan yang sama.
"Untuk lokasi makam khusus itu tidak bisa, masyarakat belum paham, mungkin harus lebih banyak sosialisasi lagi," kata Husein.
--------- kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!