Bupati Sleman: Klaster Kantor Telekomunikasi Muncul Sebab Tak Disiplin Bermasker

22 Oktober 2020 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Sleman, Sri Purnomo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Sleman, Sri Purnomo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Bupati Sleman, Sri Purnomo, menyebut kasus klaster kantor telekomunikasi swasta di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, terjadi karena karyawan tidak disiplin protokol kesehatan. Salah satunya dalam hal penggunaan masker.
ADVERTISEMENT
"Itu yang kemarin terjadi (tidak disiplin masker) ada sekitar 90-an orang (karyawan positif) itu karena mereka tidak menerapkan protokol kesehatan," kata Sri Purnomo ditemui di Kompleks Kepatihan Pemda DIY, Kamis (22/10).
Lanjut SP, sapaan akrab Sri Purnomo, kantor layanan call center itu juga kurang memperhatikan protokol kesehatan lain seperti jaga jarak. Jarak antar satu karyawan dengan karyawan lain juga mepet.
"Karena mereka kurang memperhatikan protokol kesehatan dan real-nya terjadi di situ dengan jumlah (karyawan) besar, kan mereka karena sibuknya karena ruangan mepet-mepet, ini (yang harus) kita jaga," katanya.
Angkringan gratis untuk bantu masyarakat terdampak pandemi corona di Sleman. Foto: Dok. Istimewa
Melihat adanya klaster seperti ini, Pemkab Sleman telah mendorong Dinas Kesehatan untuk mengecek protokol kesehatan di perusahaan-perusahaan lain yang jumlah tenaga kerjanya besar.
ADVERTISEMENT
"Dicek diam-diam, mereka (perusahaan) berpegang teguh pada protokol kesehatan atau tidak. Kalau tidak, nanti kami tegur, berikan peringatan jangan sampai yang pernah terjadi di Sleman terjadi di perusahaan-perusahaan lain," katanya.
Sebelumnya diberitakan, terkini ada 95 kasus positif dari hasil tracing di klaster kantor telekomunikasi swasta tersebut.
"Klaster perkantoran (kantor telekomunikasi) di Depok itu dari total karyawan 1.300 semuanya sudah di-rapid test. Dan total kasus positif 95 tersebar di seluruh DIY dan Jateng," kata Koordinator Data COVID-19 Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Wirdasari Hasibuan kepada wartawan di Sleman, Senin (19/10).
Wirdasari menjelaskan bahwa ratusan karyawan yang positif tersebut tidak semua berasal dari Kabupaten Sleman. Ada sejumlah karyawan yang beralamat di kabupaten lain bahkan di Jawa Tengah seperti Magelang dan Sukoharjo.
ADVERTISEMENT
"Ada yang wilayahnya Sukoharjo, Magelang dan sebagainya. Sedangkan karyawan yang dari Sleman sebanyak 69 orang," katanya.
Para karyawan yang positif corona itu diisolasi di daerah domisili masing-masing. Meski begitu, Pemkab Sleman juga tetap berkoordinasi dengan masing-masing daerah.
"Untuk perkantoran negeri belum ada klaster," kata Wirdasari.
Kasus ini pertama diketahui pada 8 Oktober lalu ketika ada salah satu karyawan batuk pilek yang kemudian terkonfirmasi positif corona setelah swab mandiri. Di klaster tersebut telah mencapai 92 kasus pada Sabtu (17/10) lalu.
"Total yang sudah di-tracing 731, positif 92 tetapi domisili tidak hanya di Sleman. Tracing masih berlanjut ke keluarga, untuk warga sekitar masih kita kaji dulu (untuk tracing lanjutan)," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, Sabtu (17/10).
ADVERTISEMENT