Buruh Jateng Demo di Depan Kantor Ganjar, Minta Upah Naik 13 Persen

21 November 2022 16:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerjaan Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Tengah melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerjaan Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Tengah melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerjaan Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Tengah melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah. Mereka menuntut agar upah naik 13 persen.
ADVERTISEMENT
Tak hanya berorasi, massa buruh juga membawa berbagai spanduk dan poster sindiran kepada pemerintah antara lain, "Demi rakyat aku rela skincareku ambyar", "Jutaan buruh jomblo karena upah murah takut nikah", "Cendol dawet 500an, aturan ruwet kami turun ke jalan".
Kawat berduri juga dipasang di depan kantor gubernur. Aksi unjuk rasa itu juga dikawal oleh personel kepolisian.
Salah satu buruh Subandi mengatakan, mereka menuntut agar UMP dan UMK naik 13 persen. Menurutnya, keadaan buruh makin tercekik usai kenaikan harga BBM.
"Kami mintanya 13 persen. Ini ada dampak kenaikan harga BBM. Kalau di bawah itu kita minim sekali," ujar Subandi di lokasi, Senin (21/11).
Ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerjaan Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Tengah melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
Ia meminta pemerintah agar memenuhi tuntutan itu. Apalagi, tahun kemarin UKM hanya naik sangat sedikit. Bahkan ada daerahnya yang UMKnya naik Rp 1.400 saja.
ADVERTISEMENT
"Jangan sampai seperti tahun kemarin, ada naik cuma Rp 1.400. Kita ke toilet saja bayarnya Rp 2.000," jelas dia.
Sementara itu, Ketua DPD SPN Jateng, Sutarjo menegaskan tuntutan kenaikan UMK sudah mutlak 13 persen. Menurutnya, ini telah sesuai dengan nilai inflasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi di Jateng.
"Inflasi 6,40 persen dan pertumbuhan ekonomi 5,37 persen, wajar kita minta 13 persen," tegas Sutarjo.
Ia mengancam akan melakukan aksi mogok kerja jika tuntutan itu tidak dipenuhi. Ia juga berharap bisa bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk berdiskusi soal upah.
"Kami tetap minta Pak Gub ketemu untuk diskusi sebelum tanggal 28. Kalau tidak dilaksanakan kami DPD SPN Jateng instruksikan jajaran kami di masing-masing perusahaan untuk berunding, untuk minta upah sesuai dengan permintaan kita. Kalau tidak disetujui maka kami berhak mogok kerja," kata dia.
ADVERTISEMENT
Unjuk rasa itu pun bubar sekitar pukul 15.30 WIB. Jalan Pahlawan yang tadinya dilakukan rekayasa dengan contraflow juga sudah kembali seperti semula.