Bus Maut Putera Fajar: Rem Angin Jebol, Kampas Rem Tipis, Oli Keruh

14 Mei 2024 13:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus Putera Fajar usai kecelakaan, Sabtu (11/5/2024).  Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO. Foto: Timur Matahari / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Bus Putera Fajar usai kecelakaan, Sabtu (11/5/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO. Foto: Timur Matahari / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polisi menyampaikan hasil pemeriksaan terhadap Bus Putera Fajar yang kecelakaan di Subang—menewaskan 11 orang. Bus tersebut membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang bikin acara perpisahan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana sesungguhnya kondisi bus tersebut?
Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Wibowo, menyebut bus mengalami rusak rem. Sopir serta kernet mencoba memperbaikinya hingga 2 kali.
Perbaikan pertama di area wisata Tangkuban Parahu, kedua di Rumah Makan Bang Jun Ciater. Keduanya di Subang, Jawa Barat.
"Dilakukan oleh mekanik saudara Tama, dia dipanggil oleh saudara Firman atas permintaan pengemudi," kata Wibowo dalam konferensi pers di Polres Subang, pukul 01.30 WIB dini hari, Selasa (14/5).

O-ring Jebol

"Setelah kendaraan melaju, permasalahan timbul kembali di Rumah Makan Bang Jun, dicoba kembali perbaikan langsung oleh kernet dan pengemudi," kata Wibowo.
Wibowo melanjutkan, "Dia mencoba memperbaiki o-ring atau seal, karet itu. Di-o-ring-nya, kantong udara, kalau enggak salah ya."
ADVERTISEMENT
Mencoba memperbaiki dengan meminjam seal atau o-ring pada pengemudi lain, tapi karena o-ring ini tidak cocok ukuran sehingga perbaikan itu tidak jadi dilakukan dan pengemudi tetap melanjutkan perjalanannya sampai terjadi kecelakaan lalu lintas," kata Wibowo.

Kompresor Jebol

Siswi SMK Lingga Kencana Depok yang selamat dari kecelakaan bus, Minggu (12/5/2024). Foto: Erlangga Bregas Prakoso/ANTARA FOTO
"Hasil pemeriksaan yang kita lakukan terhadap dua saksi ahli, baik dari Dishub Kabupaten Subang maupun APM (agen pemegang merek), berikut juga ditambah dengan surat atau dokumen hasil rancang, ditemukan fakta-fakta," ujar Wibowo memulai penjelasan.
Wibowo melanjutkan, "Di dalam kantong atau ruang udara kompresor ini ditemukan campuran oli dan air. Harusnya ruang udara kompresor ini hanya berisi udara saja, tidak boleh ada campuran baik oli maupun air. Kenapa bisa timbul air? Karena ada proses pengembunan atau kondensasi yang ditimbulkan karena adanya uap air di udara yang bertemu dengan permukaan buih, ini proses kondensasi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Kemudian kenapa bisa muncul oli di dalam tabung udara kompresor? Karena terjadi bocoran oli, kebocoran oli di relay fan. Menandakan bahwa perawatan ini kurang dilakukan secara rutin," kata Wibowo.
"Terjadi kebocoran di dalam ruang relay fan dan sambungan antara relay fan dengan booster. Kenapa ini bisa terjadi? Karena ada ini yang sudah aus atau rusak. Sehingga sambungan ini tidak tertutup dengan rapat. Ini yang menyebabkan tekanan udara, angin rem ini berkurang sehingga booster sebagai penggerak hidrolik tidak menghasilkan brake force atau kekuatan rem yang cukup maksimal," ujar Wibowo.

Oli Keruh

Bus Putera Fajar terguling usai menabrak di Subang, Sabtu (11/5/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Wibowo menuturkan, berdasarkan hasil pemeriksaan keterangan saksi maupun surat hasil pemeriksaan objek, oli pada bus sudah berwarna keruh. "Ini menunjukkan bahwa oli ini sudah tidak diganti dalam kurun waktu yang cukup lama," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kemudian dilakukan tes oil indicator oleh teman-teman dari Dishub, ditemukan bahwa di dalamnya tersebut terdapat kandungan air yang melebihi 4%, batas maksimal ada di 4%, ini sudah melebihi 4% dengan indikator, tes oil indicator ini lampu merahnya menyala," kata Wibowo.

Kampas Rem Cuma 0,3 Mm

Wibowo juga menuturkan, mekanik (Tama) mencoba mengatur jarak kampas rem. "Perbaikan yang dilakukan adalah memperkecil jarak atau celah kampas rem," katanya.
"Jarak antar-kampas rem standarnya adalah 0,45 mm. Hasil pemeriksaan tadi ditemukan fakta bahwa jarak atau celah kampas rem ini berada pada 0,3 mm. Artinya di bawah dari standar yang ditentukan oleh APM," kata Wibowo.