news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Busyro: Data KPK, Banyak Kepala Daerah Terjerat Korupsi karena Money Politics

9 September 2020 12:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melintas di depan mural bertema pemilihan umum di kawasan Dukuh Atas, Jakarta. Foto:  ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Warga melintas di depan mural bertema pemilihan umum di kawasan Dukuh Atas, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM, Busyro Muqoddas, mengungkapkan politik uang (money politic) begitu berdampak besar pada kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah.
ADVERTISEMENT
Busyro yang juga eks Ketua KPK ini mengambil data KPK dari periode 2004-2019 tentang kasus-kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah di Indonesia. Hasilnya, hampir semua kasus menyatakan kepala daerah itu bersalah.
"Data yang bersumber dari KPK, saya ambil 2004-2019, data itu intinya tentang hampir semua kepala daerah di Indonesia itu sudah terjerat sebagai tersangka, terdakwa, maupun terpidana kasus kejahatan korupsi," ungkap Busyro dalam webinar 'Oligarki Parpol dan Fenomena Calon Tunggal', Rabu (9/9).
Mantan Ketua KPK, Busyro Muqoddas. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Menurutnya, faktor utama terjadinya kasus korupsi ini dikarenakan politik uang yang begitu masif. Tak hanya itu, munculnya calon-calon kepala daerah karbitan pun menunjukkan bagaimana hasil kepemimpinannya.
Busyro juga menyoroti UU Pemilu saat ini, yang mencakup pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota yang dinilai mengalami cacat filosofis. Sehingga menutup calon-calon yang berpotensi maju namun terhambat sejumlah aturan dalam UU tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya ambil contoh tentang tertutupnya kader-kader parpol yang bersih, kompeten, maupun kader di luar parpol tapi memenuhi syarat dipromosikan terhambat sistem UU sekarang," ujarnya.
"Penghambatnya jelas di antaranya calon tunggal yang mengalami proses pemerkuatan, tapi juga kemudian muncul dinasti politik," tutup Busyro.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona