Cak Imin Ajukan NU-Muhammadiyah Raih Nobel Perdamaian, Siap ke Norwegia

16 Februari 2022 14:19 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers Cak Imin (kanan) usul NU-Muhamadiyah raih nobel perdamaian 2022-2023 di Gedung DPR RI, Rabu (16/1). Foto: DPR
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Cak Imin (kanan) usul NU-Muhamadiyah raih nobel perdamaian 2022-2023 di Gedung DPR RI, Rabu (16/1). Foto: DPR
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengusulkan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah agar masuk nominasi peraih Nobel Perdamaian 2022-2023 di Norwegia.
ADVERTISEMENT
Menurut Cak Imin, NU dan Muhammadiyah telah terbukti mengukir prestasi dan jasa besar bagi perdamaian di Indonesia dan dunia.
“Saya dengan ini akan secara resmi mengajukan nominasi NU-Muhammadiyah sebagai wakil Indonesia untuk penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2022 atau 2023. NU-Muhammadiyah layak menerima penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian pada 2022/2023,” Cak Imin dalam Konferensi Pers di Media Centre DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/2).
Cak Imin menuturkan, situasi Indonesia yang damai, toleran dan bersatu bisa terjadi berkat peran aktif dan sumbangsih NU dan Muhammadiyah.
Dengan ajaran Islam yang rukun dan welas asih, NU-Muhammadiyah telah merajut dan merawat kompatibilitas antara islam dan demokrasi, perdamaian, pencegahan konflik serta kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Selain itu, Cak Imin menyoroti bahwa NU dan Muhammadiyah telah bertahun-tahun aktif berkontribusi melakukan upaya-upaya perdamaian, bantuan kemanusiaan dan advokasi secara internasional untuk membuat dunia lebih damai, termasuk membela dan memulihkan hak-hak kaum minoritas.
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Foto: Paula Bronstein/Newsmakers by Getty Images
NU melalui KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur telah memulai World Conference on Religion and Peace (WCRP). NU juga telah hadir mengupayakan penyelesaian konflik di Israel-Palestina dan Afghanistan, hingga mempelopori International Conference of Islamic Scholars (ICIS) dan International Summit of Moderate Islamic Leaders (ISMIL).
ADVERTISEMENT
Cak Imin menerangkan, Muhammadiyah telah bertahun-tahun aktif menjadi anggota International Counter Group (ICG) dan Center for Dialogue and Coorporation among Civilisations (CDCC).
Muhammadiyah juga berperan aktif dalam resolusi konflik di berbagai negara seperti konflik Moro dengan Pemerintah Filipina, Afrika Tengah dan berbagai gerakan kemanusiaan lainnya seperti di Nigeria, Thailand, Myanmar dan Palestina.
“NU-Muhammadiyah telah berjasa dan memainkan andil besar dalam memajukan dan mewujudkan narasi dan praktik Islam damai, islam toleran (Islam Rahmatan Lil Alamin dan Islam Washathiyah). Tidak saja di tingkat Indonesia tetapi juga di tingkat global dalam berbagai forum internasional dan lembaga pendidikan internasional,” papar Cak Imin.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) berkunjung ke Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Kota Yogyakarta. Foto: Foto Dokumentasi PP Muhammadiyah
Dalam berbagai bentuk dan kegiatan, NU dan Muhammadiyah telah memberi pengertian, memberi contoh, dan menularkan ajaran, nilai-nilai, serta praktik Islam damai dan toleran kepada para warga negara, sarjana, pemuka agama dan pengambil kebijakan di negara-negara muslim.
ADVERTISEMENT
Termasuk di dalamnya ajaran tentang hak-hak perempuan dan kesetaraan kaum perempuan, di Pakistan, Afghanistan, Tunisia, Malaysia dan lainnya.
Ia mengingatkan, NU dan Muhammadiyah telah berjasa besar dalam memulihkan demokrasi dan hak asasi manusia pada 1998, mengakhiri masa rezim otoriter Soeharto selama 30 tahun. Pemulihan demokrasi, artinya pemulihan hak sipil dan hak ekonomi kepada seluruh warga Indonesia, sejalan dan dijamin oleh UUD 1945 dan Universal Declaration of Human rights (UUDR).
Ketua Umum PKB itu menekankan, sejarah mencatat, para tokoh dan cendekiawan NU-Muhammadiyah ikut aktif menjadi penggerak dan pemrakarsa berbagai kebijakan publik dan UU yang menandai pulihnya sistem dan lembaga-lembaga demokrasi di Indonesia.
Di antaranya UU Hak Asasi Manusia, Penghapusan Diskriminasi kepada Etnis China, UU Sistem Jaminan Sosial Nasional, UU Antikorupsi dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
“NU-Muhammadiyah aktif dalam pengembangan Islam nusantara dan Islam berkemajuan sebagai cara membendung berbagai gerakan-gerakan kekerasan yang mengatasnamakan Islam dan bertolak belakang dengan ajaran dan nilai nilai Islam. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang memajukan moderasi beragama,” tegas Gus AMI.
“NU-Muhammadiyah, sudah berjasa besar mengurangi dan menghapuskan sumber-sumber dan bibit-bibit kekerasan serta konflik. Melalui ribuan unit pondok-pondok pesantren, dan sekolah dasar-menengah, pendidikan tinggi, kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia itu terus menyemaikan Islam damai dan toleran. NU telah menyelenggarakan platform NU Online dan islami.co. Sementara Muhammadiyah telah mengadakan IBTimes dan Maarif Institutes untuk membumikan nilai-nilai, ajaran dan praktik Islam damai, moderat, dan berkemajuan,” tambahnya.
Ilustrasi kantor Nahdlatul Ulama (NU). Foto: Shutterstock
Terakhir, Cak Imin mengatakan dalam konteks pembangunan global, NU dan Muhammadiyah telah aktif ikut serta melaksanakan tujuan pembangunan global SDG 2030.
ADVERTISEMENT
Selama lebih dari 70 tahun, NU dan Muhammadiyah telah berjasa dalam menyediakan layanan pendidikan, layanan kesehatan dan dukungan kemanusiaan bagi mereka yang kurang mampu.
“Melalui Pondok-pondok pesantren, rumah sakit-rumah sakit, dan sekolah-sekolah dasar hingga menengah serta pendidikan tinggi. Kedua organisasi tersebut telah membangun SDM Indonesia, kesetaraan hak-hak perempuan dan kemandirian sosial ekonomi Indonesia. Ini semua merupakan praktik yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2030,” paparnya.
Konpers Cak Imin usul NU-Muhamadiyah raih nobel perdamaian 2022-2023 di Gedung DPR RI, Rabu (16/1). Foto: DPR

Cak Imin Siap ke Norwegia Serahkan Surat Permohonan

Sebagai bentuk keseriusannya, Cak Imin akan membentuk tim teknis untuk menulis surat pencalonan resmi dan mengirimkannya kepada panitia di Parlemen Norwegia.
Ia juga akan meminta Presiden Jokowi memberikan surat dukungan resmi kepada pencalonan NU-Muhammadiyah sebagai peraih nobel perdamaian tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurutnya sebagai Presiden RI, Jokowi pun sangat berhak mengajukan pencalonan dan atau memberikan dukungan kepada nominasi peraih nobel perdamaian.
“Saya sungguh-sungguh mengajak semua kalangan dan wabilkhusus bersama Presiden Jokowi, memohon beliau memberi support sepenuhnya,” ujar Cak Imin.
Setelah tim teknis menyelesaikan surat permohonan, Cak Imin akan bertemu Dubes Norwegia. Ia akan menemui Ketua Parlemen Norwegia di Oslo untuk menyerahkan surat ini.
Setelah resmi diusulkan, permohonan akan diterima dan dipertimbangkan oleh The Norwegian Nobel Committee. Penghargaan ini sudah dilaksanakan sejak 1901.
“Terakhir, kami akan bertemu dengan Dubes Norwegia di Jakarta untuk menyerahkan surat pencalonan tersebut. Kami juga akan menemui dan berdialog dengan Ketua Parlemen Norwegia di Oslo untuk menyerahkan pencalonan tersebut,” tandas Cak Imin.
ADVERTISEMENT