Canda Ahok Pilih PDIP daripada PSI: Partai Baru Ngomong Gede

17 Februari 2020 19:26 WIB
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menunjukkan kartu keanggotaan PDIP seusai berkunjung ke kantor DPD PDIP Provinsi Bali, Denpasar (8/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menunjukkan kartu keanggotaan PDIP seusai berkunjung ke kantor DPD PDIP Provinsi Bali, Denpasar (8/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, bercerita saat dia akhirnya kembali masuk partai politik setelah dipenjara karena kasus penistaan agama.
ADVERTISEMENT
Sebelum kasus itu, Ahok pernah menjadi anggota Golkar di DPR, dan anggota Gerindra saat memimpin DKI. Tapi Ahok keluar dari Gerindra karena perbedaan sikap soal UU Pilkada.
Dalam acara peluncuran buku di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (17/2), Ahok menjelaskan alasan dia masuk partai penguasa PDIP.
Tapi, dia memulai paparannya dengan menyinggung PSI, partai baru yang pasang badan saat Ahok dilanda masalah. Kata Ahok, dia tidak ada pikiran untuk masuk di partai besutan Grace Natalie itu.
"Enggak ada dilema PDIP atau PSI. Saya berpikir suatu negara yang begitu tegang, dalam keadaan negara terbelah, kita harus punya satu partai nasionalis yang besar. Saya memimpikan PDIP bisa di atas 33 persen," kata Ahok.
ADVERTISEMENT
Ahok lalu berkelakar partai baru biasanya cuma hanya ngomong besar, tapi belum teruji saat masuk parlemen atau pemerintahan.
"Partai baru (cuma) bisa ngomong gede. Masuk ke dalam belum tentu teruji. Tapi yang penting mereka akan menggerogoti PDIP," ucap Ahok.
Selain hal di atas, Ahok juga memiliki beberapa pertimbangan sendiri. Selain dekat dengan Djarot Syaiful, Ketum PDIP Megawati, juga kerap menyambangi Ahok ke ruang tahanan.
Pada kesempatan itu, Ahok berbicara bahkan berdebat dengan Megawati. Satu yang bikin pria kelahiran Bangka Belitung ini terkesan, PDIP menganggap Ahok sebagai simbol nasionalisme.
Mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga kader PDIP Basuki Tjahaja Purnama (kedua kanan) menyapa peserta lainnya pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Kamis (8/8). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
"Bagi beliau Pak Ahok ini simbol nasionalis aset ini. Bukan liability liability. Bagi sebagian orang saya ini liability, saya bertengkar di dalam. Antara Ahok masuk atau enggak. Lalu habis keluar penjara saya di luar negeri saya bikin video deh deklarasi di Bali," kata Ahok.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ahok juga punya pertimbangan pribadi terkait pilihannya masuk PDIP. Ia punya 3 pertimbangan yang menentukan bahwa masuk partai harus karena kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan.
Dia tidak ingin masuk partai karena ambisi pribadi, karena itu membahayakan. Tapi masuk partai harus karena 3 alasan tadi.
"Kalau ini visi kebenaran, saya tahu lakukan ini untuk bukan pribadi. Saya akan terus maju. Dan saya akan terus memperjuangkan itu," ujar Ahok.