Capres AS, Andrew Yang, Janji Bagikan USD 1.000 Jika Menang Pemilu

14 Oktober 2019 12:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden dan pebisnis Demokrat Amerika Serikat Andrew Yang berbicara selama debat presiden AS Demokrat tahun 2020 di Houston, Texas, Amerika Serikat. Foto: REUTERS / Mike Blake
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden dan pebisnis Demokrat Amerika Serikat Andrew Yang berbicara selama debat presiden AS Demokrat tahun 2020 di Houston, Texas, Amerika Serikat. Foto: REUTERS / Mike Blake
ADVERTISEMENT
Pria keturunan Asia yang mencalonkan jadi Capres Amerika Serikat, Andrew Yang, punya cara unik untuk memikat pemilih.
ADVERTISEMENT
Yang menyatakan, bila terpilih dia bakal memberikan masyarakat AS uang sebesar USD 1.000 atau setara Rp 14.1 juta tiap bulan.
"Kalian sudah mendengar bahwa orang Asia yang mencoba menjadi Presiden AS akan memberikan setiap warga AS uang USD 1.000," sebut Yang awal bulan ini dalam acara Partai Demokrat di Las Vegas, seperti dikutip Reuters, Senin (14/10).
Dalam acara tersebut, janji Yang memberikan uang ribuan Dolar AS disambut gelak tawa tamu. Merespons hal itu, Yang menegaskan janjinya serius bukan sekadar candaan.
"Saat ini kami sedang berada di era perubahan ekonomi, dan kami harus berpikir berbeda," tegas Yang.
Apa yang dilakukan lelaki berdarah Taiwan ini ternyata ampuh. Dua pekan usai tebar janji, peringkat Yang dalam bursa pencalonan Presiden AS Partai Demokrat melonjak.
ADVERTISEMENT
Jika tadinya tidak diperhitungkan, bahkan hampir masuk posisi dasar. Kini pada jajak pendapat terakhir, Yang berada di posisi enam dengan dukungan tiga persen.
Yang mengaku saat ini dia berhasil menggalang dana sebesar USD 10 juta atau setara Rp 141 miliar, terbesar di antara capres-capres Demokrat lain.
Pendukung Yang, dikenal sebagai Yang Gang, menjadi salah faktor utama melonjaknya dukungan atas anak imigran Taiwan tersebut. Selain militan, mereka saat ini sudah mulai dikenal karena kerap memakai topi bertuliskan 'MATH'.
Calon presiden dan pebisnis Demokrat Amerika Serikat Andrew Yang di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat. Foto: REUTERS / Steve Marcus
MATH merupakan kepanjangan dari 'Make America Think Harder'. Semboyan itu adalah pelesetan dari Make America Great Again milik Donald Trump pada pemilu presiden 2016 lalu.
Pada suatu kesempatan, Yang mengaku cara-cara kampanye nyeleneh dan uniknya itu bukan satu-satu faktor yang membuat dukungan terhadap dirinya menjulang. Yang membawa pesan agar AS tidak mengarah pada automatisasi. Sebab, hal tersebut bakal membuat lapangan kerja semakin sempit.
ADVERTISEMENT
Lulusan Ivy League itu bahkan berjanji siap memberlakukan kebebasan memperoleh penghasilan kepada seluruh warga AS.
Walau mulai merangkak naik, tugas Yang tidak mudah. Demi berhadapan dengan Trump, Yang mesti menyingkirkan sejumlah nama beken seperti Joe Biden, Bernie Sanders, atau Elizabeth Warren demi memuluskan cita-citanya jadi pria Asia pertama yang jadi presiden di negara Adidaya itu.