Cara Capim Ghufron Solidkan Internal KPK: Buat Super Team

12 September 2019 1:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nurul Ghufron saat melakukan tes pembuatan makalah di Komisi III DPR RI, Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (9/9). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nurul Ghufron saat melakukan tes pembuatan makalah di Komisi III DPR RI, Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (9/9). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisi III DPR RI menyoroti internal KPK yang kerap panas dingin. Terlebih selama fit and proper test berlangsung, DPR menyoroti peran Wadah Pegawai (WP) KPK yang dianggap berpolitik dengan menyuarakan aspirasinya atas sejumlah kebijakan yang hendak diambil DPR atau Pemerintah.
ADVERTISEMENT
Fakta itu beberapa waktu lalu juga didukung oleh adanya sikap pegawai KPK yang tak mau memberikan data penyidikan kepada komisioner KPK. Hal itu diungkap dalam uji publik terhadap capim KPK oleh pansel.
Terkait permasalahan itu, DPR mempertanyakannya kepada salah satu capim di fit and proper test, Nurul Ghufron. Mereka mempertanyakan apa strategi Ghufron untuk menyelesaikan masalah tersebut bila nantinya terpilih.
"Konsep kepemimpinan yang akan saya jalankan adalah kepemimpinan super team pak, bukan super man," jawab Ghufron dalam fit and proper test di Komisi III DPR, Rabu (11/9).
Capim KPK Nurul Ghufron jalani fit and proper test di Komisi III DPR RI. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
"Saya tidak merasa kuat kalau sendiri. Sekuat apa pun tentu ada kelemahannya. Oleh karena itu konsep kepemimpinan kami super team, dengan bersama-sama komisioner lain, semuanya, termasuk juga dengan pegawai-pegawai yang sevisi dalam pemberantasan korupsi," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dia juga menyebut perlu adanya kesamaan visi di internal KPK, bahwa lembaga antirasuah itu merupakan aparat penegak hukum. Seperti halnya polisi dan jaksa, maka harus patuh terhadap hukum yang berlaku.
"Kedua, sevisi sebagai KPK itu bagian aparat penegak hukum, bukan politisi. Artinya apapun hasilnya dari pembentuk UU, polisi, jaksa, KPK, itu adalah APH. Kami terima apa pun dari pembentuk hukum," ujar dia.
Ia pun kemudian menyinggung mengenai motivasinya maju sebagai pimpinan KPK. Menurutnya, selain didorong oleh kawan-kawannya, adalah karena ingin berjuang layaknya para pendahulu yakni Soekarno-Hatta.
"Kita kan saat ini sedang berbangsa dan bernegara, bahwa kalau semuanya merasa ukuran perutnya sendiri, ukuran kedamaiannya sendiri maka seleksi bangsa kita enggak selesai masalahnya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau kemudian melihat pejuang kita dulu, Soekarno-Hatta akan menyandang keenakan saja ketika sekolah di Belanda, enggak pulang maka enggak selesai. Tapi kita kan sedang berbangsa bernegara. Maka mudah-mudahan terjun ke dunia enak ini menuju ke berisiko, merupakan ikhtiar kita untuk memperbaiki dari korupsi yang masih ada," tutupnya.