Cara Kemendikbud Tanamkan Nilai Pancasila Saat Siswa Belajar di Rumah

15 Oktober 2020 9:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasu anak belajar di rumah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasu anak belajar di rumah. Foto: Shutterstock
Virus corona memberikan dampak serius di sektor pendidikan. Adanya pandemi membuat model dan pola pembelajaran berubah menjadi daring (online). Hal tersebut membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyiasati kebijakan penyelenggaraan pendidikan di masa pandemi dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).
PJJ dinilai sebagai strategi alternatif untuk menyelamatkan masa depan anak-anak dari ancaman COVID-19. Mendikbud, Nadiem Makarim mengatakan dengan adanya kurikulum PJJ diharapkan akan memberikan ketenangan bagi para guru untuk memberikan arahan kepada siswa didik. Dia pun telah memberikan sejumlah kisi-kisi agar kurikulum fokus terhadap komponen numerasi, literasi, dan pendidikan karakter.
Selama PJJ berlangsung, Kemendikbud juga telah menghadirkan beragam program menarik guna mendukung para siswa belajar di rumah dengan cara yang menyenangkan dan tetap kreatif. Meski begitu, pendidikan karakter Pancasila tetap harus ditanamkan kepada siswa dari rumah.
Ya, salah satu tujuan pendidikan nasional adalah pembangunan karakter yang bersandar pada ideologi Pancasila. Dilansir sahabat kemendikbud, upaya ini merupakan implementasi dari Program Penguatan Pendidikan karakter yang merupakan mandat Presiden Joko Widodo.
Dengan membangun karakter pelajar melalui nilai-nilai Pancasila diharapkan akan tercipta nation and character building yang kuat. Terlebih saat ini, kita menghadapi berbagai tantangan global yang harus disikapi dengan penguatan literasi, numerasi, dan karakter bagi peserta didik agar menjadi SDM unggul demi tercapainya Indonesia Maju.
Karenanya, untuk mewujudkan hal tersebut, Kemendikbud mendirikan Pusat Penguatan Karakter (Puspeka). Kemendikbud berkomitmen untuk menguatkan pendidikan karakter terutama penanaman nilai Pancasila terus ditanamkan kepada pelajar.
Kepala Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ir. Hendarman, Ph.D. mengatakan, nilai-nilai karakter Pancasila perlu ditanamkan pada diri siswa sedini mungkin karena nilai-nilai tersebut merupakan nilai luhur bangsa Indonesia. Dengan tertanamnya nilai karakter Pancasila, diharapkan akan terlahir bibit unggul bangsa yang dapat mewujudkan cita-cita bangsa.
“Perlu diingat Pancasila adalah dasar negara dan menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia. Sila-sila yang ada pada Pancasila menjadi titik berangkat untuk menjadi manusia Indonesia dan SDM unggul, dan nilai-nilai Pancasila menjadi penciri dari setiap insan individu Indonesia,” ungkap Hendarman.
Ilustrasi ibu membimbing anak belajar online. Foto: Shutterstock
Melalui Puspeka, Kemendikbud telah melakukan beragam cara agar kegiatan belajar yang menyenangkan dan tidak membuat murid bosan.
“Puspeka menghadirkan kampanye publik terkait penguatan karakter dan contoh praktik baik pembelajaran kreatif di rumah yang disiarkan melalui berbagai macam kanal,” kata Hendarman.
"Program BdR (Belajar dari Rumah) yang ditayangkan melalui TVRI dengan konten menarik dan berasal dari berbagai sumber dapat menjadi pemantik kreativitas siswa dalam belajar dari rumah. Selain itu Puspeka juga menghadirkan Webinar Rutin, Kemah Karakter Virtual, Nonton Bareng Virtual, Lomba Blog dan Vlog, serta akan diadakan Kegiatan Tapak Tilas Virtual," lanjutnya.
Lebih lanjut, Hendarman mengatakan, pada setiap program kegiatan yang dihadirkan, Puspeka menyisipkan pendidikan karakter Pancasila. Sehingga, semua kegiatan tidak akan luput dengan nilai-nilai Pancasila. Puspeka juga menggunakan strategi perubahan paradigma dan perubahan perilaku, yakni diawali dengan menyadari, memahami, lalu bergabung, hingga akhirnya menjadi yang melakukan dengan mengajak orang lain berbuat yang sama.
Kendati demikian, pendidikan karakter ini juga tidak terlepas dari beberapa pihak yang dapat mendukung keberhasilan misi dan visi Puspeka Kemendikbud dalam membangun karakter pelajar melalui nilai-nilai Pancasila saat belajar di rumah. Untuk itu, Hendarman menyebut, Kemendikbud membuat kurikulum darurat
“Kurikulum darurat yang disusun merupakan penyederhanaan kompetensi dasar agar mempermudah pendampingan pembelajaran di rumah oleh orang tua. Dalam kurikulum darurat disediakan modul pembelajaran berbasis aktivitas untuk guru, orang tua, dan siswa yang diharapkan mampu membantu orang tua dalam mendapatkan tips dan strategi dalam mendampingi anak belajar di rumah,” paparnya.
Tak hanya kurikulum darurat, Kemendikbud juga menerapkan kebijakan baru yakni menghadirkan bantuan kuota data internet. Dengan begitu, siswa yang awalnya tidak bisa mengikuti pembelajaran daring yang diadakan guru karena terbatasnya kuota internet saat ini dapat terbantu.
“Kebijakan ini mampu meringankan beban orang tua yang harus menggantikan peran guru di rumah,” kata Hendarman.
Selain itu, untuk membantu orang tua siswa menyukseskan PJJ, Puspeka juga telah memproduksi beberapa konten parenting yang melibatkan beberapa publik figur yang memiliki rekam jejak terkait parenting. Konten-konten tersebut disebarluaskan di berbagai media. Tujuannya agar orang tua semakin peduli dengan perkembangan dan pendidikan karakter anak.