Cara RSDC Wisma Atlet Siasati Kekurangan Nakes di Tengah Lonjakan Corona

15 Juli 2021 18:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) berjalan menuju ruang perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) berjalan menuju ruang perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 di Indonesia yang makin merajalela membuat tenaga kesehatan (nakes) kewalahan. Bahkan penambahan kasus setiap harinya tak sebanding dengan jumlah nakes. Seperti yang terjadi di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet.
ADVERTISEMENT
Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Kolonel Kes. dr Mintoro Sumego., menyatakan terus meningkatnya pasien COVID-19 tak sebanding dengan jumlah nakes yang sekitar 2-3 ribu.
"Seminggu yang lalu seluruh nakes yang ada sekarang ada 2.945. Dan seluruhnya yang baik tenaga kesehatan dan nonkesehatan di Wisma Atlet itu ada 3.275. Kalau dibilang kurang ini memang sangat kurang," ujar Mintoro konpers virtual, Kamis (15/7).
Kendati kekurangan nakes, RSDC Wisma Atlet masih bisa bernafas karena mendapatkan personel tambahan dari pihak TNI. Menurut Mintoro, terdapat 176 tenaga kesehatan tambahan dari TNI yang diperbantukan di RSDC Wisma Atlet.
Sejumlah tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) bersiap merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
"Alhamdulillah kita dapat bantuan dari Panglima TNI tenaga kesehatan ada 176 orang tenaga kesehatan. Kita ambil langsung dari pendidikan yang hari ini di wisuda dulu," ucap Mintoro.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk menyiasati kurangnya nakes, kata Mintoro, dengan cara pembagian tugas di tiap tower. Jumlah nakes di tower yang merawat pasien gejala ringan lebih sedikit ketimbang nakes di bagian ICU.
"Kita tetap membagi membagi rasio penanganan. Jadi untuk pasien-pesien gejalanya ringan itu kita taruh di beberapa tower itu kita cukupi di kawasan sekian dokter dan perawat. ICU kita lebih banyak dokter dan perawat," kata Mintoro.
Di samping itu, Mintoro tetap mengajukan permintaan tambahan nakes ke Kemenkes dan TNI.
"Kita sudah berkoordinsi dan kita sudah minta ke pimpinan untuk ditambahkan baik kita minta kemenkes maupun ke Panglima TNI," tutupnya.