Cegah Antraks, Sultan HB X Imbau Warga Tak Makan Ternak Mati Mendadak

20 Januari 2020 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 27 orang di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, positif terserang antraks. Dinas Kesehatan Gunungkidul pun sudah mengeluarkan surat edaran agar masyarakat tidak mengonsumsi ternak yang sakit dan mati secara mendadak.
ADVERTISEMENT
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X pun mengimbau agar warga Gunungkidul hati-hati dan tidak mengonsumsi daging sapi yang mati mendadak.
“Ya kita mencoba bisanya untuk menghambat ya. Proses itu. Ya saya mohon orang Gunungkidul hati-hati lah. Wong sehat kok begitu mendadak mati kok dibagikan ke penduduk. Ya nak (kalau) antraks kena kabeh (semua). Jadi menyebar kita agak kesulitan untuk mengatasi,” kata Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Pemda DIY, Senin (20/1).
Ngarsa Dalem mengatakan, antraks ini sempat terjadi sekitar enam sampai delapan bulan yang lalu. Untuk itu, lalu lintas jual beli sapi salah satu hal yang harus diwaspadai.
“Lalu lintas jual beli sapi jadi harus diwaspadai terus. Di sana ada tempat pos untuk kontrol sapi. Baik dari Jateng masuk ke Jogja atau dari Jogja masuk ke Jateng,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Di situ ada bangunan jaga harapannya seperti itu (dicek),” ujarnya.
Ilustrasi Sapi Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Di sisi lain, Pemda DIY juga akan mengirim bantuan obat-obatan dan lain sebagainya ke Gunungkidul.
Menteri Kesehatan Terawan sebelumnya turut menangkapi kasus puluhan warga Gunungkidul, Yogyakarta yang baru-baru ini terpapar penyakit antraks.
Terawan menegaskan pasca ditemukannya kasus itu, timnya langsung menuju ke lokasi untuk mengeceknya langsung. Tak hanya itu, timnya terus akan melakukan pencegahan agar penyakit tersebut tak menambah banyak korban.
"Ini langsung tim saya ke sana. Tim saya ke sana. Memang di sana diperkirakan memang sporanya ada di sana. Jadi kita akan terus lakukan kebetulan ya dirjen saya juga ke sana. Jadi kita langsung mewaspadai semua, mengecek," kata Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (16/1).
Pedagang sapi dan pembeli bertransaksi di Pasar Keppo, Pamekasan, Jawa Timur. Foto: Antara/Saiful Bahri
ADVERTISEMENT
Dalam pengobatannya, dia menyebut sudah memberikan obat antibiotik sehingga para pasien bisa segera sembuh.
"Obatnya ya antibiotik. Sekarang baru dilakukan antibiotik. Karena semua kena karena makan daging sapi yang mati mendadak ya," ujarnya.
"Kalau tidak makan itu ya tidak ketularan, tapi karena makan ya," imbuhnya.