Cegah Corona, Bandara Soetta Tambah Petugas Pemeriksaan Penumpang Internasional
ADVERTISEMENT
PT Angkasa Pura (AP) II menambah jumlah personel untuk pemeriksaan penumpang internasional yang tiba di Terminal 2 dan 3 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Penambahan itu menyusul ditetapkannya dua kasus virus corona di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Senior Manager of Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta, PT AP II, Febri Toga Simatupang, mengatakan jumlah personel yang diperbantukan sebanyak 24 orang. Mereka akan dibagi dalam tiga sif.
"Terdiri dari tenaga medis, operasional, dan pelayanan yang salah satu tujuannya untuk memperlancar jalannya pemeriksaan," kata Febri saat dihubungi kumparan, Rabu (4/3).
Menurut Febri, setiap penumpang internasional akan menjalani tiga tahap pemeriksaan. Yaitu, pengecekan riwayat perjalanan, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan suhu tubuh dengan thermal scanner atau thermal gun.
Untuk mempercepat pemeriksaan AP II juga menambah sejumlah fasilitas yang mendukung pengisian health alart card dan jalur pemeriksaan.
Tidak hanya itu, sejumlah fasilitas kebersihan seperti hand sanitizer juga ditambah di terminal internasional dan domestik, shelter bus, serta sky train.
ADVERTISEMENT
"Terus melakukan sosialisasi kepada pengguna jasa terkait upaya upaya pencegahan COVID-19, baik melalui sosial media maupun digital banner yang ada di setiap terminal Bandara Soetta," kata Febri.
Pemerintah resmi mengumumkan kasus pertama virus corona di Indonesia pada Senin (2/3) kemarin. Dua warga Depok dinyatakan positif terjangkit virus corona dan ditulari oleh seorang perempuan WN Jepang.
Kedua pasien yang merupakan ibu (64) dan anak (31) itu kini masih dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Akibat virus corona pertama di Indonesia ini, wilayah Jakarta, Depok, dan sekitarnya meningkatkan kewaspadaan. Istana Negara, perkantoran hingga MRT pun memberlakukan pengecekan suhu badan di pintu-pintu masuk.
Sementara satu sekolah internasional di Jakarta, ACG School, di Jati Padang, Pasar Minggu, juga terpaksa meliburkan aktivitas belajar mengajar selama 14 hari usai diduga seorang guru terinfeksi corona.
ADVERTISEMENT