Cegah Corona, Ridwan Kamil Imbau Study Tour dan Pensi di Sekolah Ditunda

9 Maret 2020 20:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menerima kedatangan  pemeran film Milea Suara dari Dilan di Gedung Pakuan, Bandung, Jumat (7/2).  Foto: ANTARA FOTO/ M Agung Rajasa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menerima kedatangan pemeran film Milea Suara dari Dilan di Gedung Pakuan, Bandung, Jumat (7/2). Foto: ANTARA FOTO/ M Agung Rajasa
ADVERTISEMENT
Gubernur Jabar Ridwan Kamil memberi arahan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Kadinkes) di 27 kabupaten/kota terkait pencegahan dan penanganan virus corona.
ADVERTISEMENT
Ridwan Kamil mengimbau agar sekolah menunda terlebih dulu kegiatan yang menghadirkan massa dengan interaksi fisik yang banyak, seperti pentas seni (pensi). Menurutnya, kegiatan itu sebaiknya ditunda hingga dua atau tiga bulan mendatang.
"Yang terpenting, menghindari dulu kegiatan-kegiatan yang sifatnya jumlahnya massal dan sifatnya outdoor begitu ya dan banyak interaksi fisik. Jadi istilahnya ditunda kegiatannya," ujar pria yang akrab disapa Emil itu ketika ditemui di Kantor Dinas Pendidikan Pemprov Jabar, Senin (9/3).
Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil. Foto: Antara/Ajat Sudrajat
Menurut Emil, selain pensi, kegiatan study tour juga diharapkan dapat ditunda sementara. Ia khawatir kegiatan itu dapat mengakibatkan murid kelelahan sehingga mengurangi daya tahan tubuh.
Jika bakal diadakan, sebaiknya letaknya tidak jauh dari lokasi sekolah. Intinya, penanganan virus corona di Jabar mesti dilakukan dengan cara-cara yang terukur bukan mengedepankan emosional semata.
ADVERTISEMENT
"Kita hindari (study tour) kalaupun terpaksa dan terukur minimal di lingkungan yang tidak jauh dari sekolahnya. Karena nanti kan ada faktor kelelahan kan begitu. Sehingga daya tahan tubuhnya kan menurun. Kalaupun harus bepergian jangan terlalu jauh dari locus kota tempat sekolah itu ada," lanjut dia.
KONTEN SPESIAL, Pensi, Ilustrasi Pensi Foto: Dok. kumparan
Meski demikian, keputusan kembali diserahkan pada unit tanggung jawab di tingkat kabupaten dan kota masing-masing. Jika merasa dapat mengendalikan massa dalam jumlah yang banyak, maka dipersilakan untuk digelar.
"Jadi kita imbau untuk ditunda semuanya tapi tidak dibatalkan. Waktunya. Tapi ujungnya sebenarnya diserahkan, kalau ternyata terlihat bisa mengendalikan jumlah massa yang tidak terlalu intens, enggak ada masalah. Karena ini dinamikanya terlalu luas jadi enggak bisa disamaratakan," kata dia.
Ilustrasi Corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Selain itu, Emil mengimbau murid dan seluruh elemen di lembaga pendidikan membiasakan hidup sehat dengan mencuci tangan sebelum masuk ke kelas, menggunakan sabun antiseptik, hingga melakukan gerakan bersih-bersih sekolah.
ADVERTISEMENT
Emil juga mengimbau agar tidak ada stigma yang keliru mengenai virus corona. Pasalnya, ada murid yang di-bully lantaran orang tuanya bekerja di rumah sakit. Meski demikian, persoalan tersebut kini telah diselesaikan.
"Saya sampaikan tidak boleh ada stigma-stigma yang keliru karena ada satu laporan yang hanya gara-gara orangtuanya pekerja rumah sakit, terus anaknya kena bully juga. Tapi itu sudah diselesaikan," ucap dia.
Ilustrasi Corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Disinggung soal rencana meliburkan sekolah, Emil mengaku belum ada urgensinya. Sejauh ini, juga belum ada rekomendasi dari pemerintah pusat mengenai rencana meliburkan sekolah.
Sejauh ini ada 27 pasien yang masih dirawat dan berstatus dalam pengawasan (PDP) soal virus corona. Dua pasien pernah berkontak dengan kasus 01 pasien virus corona klaster Jakarta.
Infografik Waspada Virus Corona. Foto: Andri Firdiansyah Arifin/kumparan
Sementara itu, sudah ada 19 kasus virus corona di Indonesia. Jubir penanganan virus corona di Indonesia, Achmad Yurianto, kembali mengumumkan ada penambahan 13 kasus baru, Senin (9/3).
ADVERTISEMENT
Dua di antaranya adalah WNA, namun tak dijelaskan kewarganegaraan keduanya. Sementara, ada 8 kasus imported case atau penularan dari luar negeri.