Cegah Klaster Perkantoran, Perusahaan Diminta Terapkan Jadwal WFH Selang-seling

29 Juli 2020 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kantor sepi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kantor sepi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan klaster perkantoran menyumbang kasus positif corona yang cukup tinggi. Di DKI Jakarta saja, hingga saat ini ada 459 orang dari 90 perkantoran yang terinfeksi corona, belum di provinsi lain.
ADVERTISEMENT
Agar klaster perkantoran corona tidak meluas, anggota Komisi Kesehatan (IX) DPR Nur Nadlifah menilai, harus ada kerja sama seluruh pihak. Baik pemilik perusahaan maupun pegawai.
"Ini memang harus diturunkan bareng-bareng. Kalau orang sudah di kantor sudah menghadapi tanggung jawab pekerjaan itu biasanya lupa. Lupa dengan protokol," kata Nadlifah kepada wartawan, Rabu (29/7).
Nadlifah menilai sistem kerja Work From Home (WFH) secara menyeluruh tidak sepenuhnya bisa diterapkan dalam kondisi pandemi corona saat ini. Oleh karena itu, dia mengusulkan agar diterapkan jadwal WFH selang-seling.
Ia menilai, sistem shift yang diterapkan kurang efektif.
Anggota Komisi IX DPR F-PKB Nur Nadlifah. Foto: Dok. Pribadi
"Misalnya hari ini saya masuk, besok saya WFH, mungkin itu bisa mengurangi orang. Jadi, silih berganti. Kalau shift kita mau bilang jam 8 kan nanti keluarnya jam 4, nanti yang masuk jam 4 keluarnya malem. Ini kan enggak efektif juga," tutur Nadlifah.
ADVERTISEMENT
"Jadi, hari ini ngantor, besok WFH, jadi tetap pekerjaan berjalan tapi protokol juga dijalankan," imbuh Politikus PKB itu.
Selain itu, Nadlifah juga mengusulkan agar ada pengetesan COVID-19 secara rutin di perkantoran. Kalau pun berat, Nadlifah mengusulkan, minimal seminggu sekali.
"Karena di situ kan mendeteksi, dan orang bisa waspada. Ini bagian dari cara kita mencegah. Ya, minimal seminggu sekali," tandas Nadlifah.
Data pemerintah, total kasus positif corona hingga Selasa (28/7) adalah sebanyak 102.051, sembuh sebanyak 60.539 dan yang meninggal 4.901.