Cegah Klaster Sekolah di Kota Yogya, Siswa Dilarang Ngobrol di Luar Kelas

23 September 2021 14:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi (batik cokelat) saat meninjau vaksinasi di Gereja Pugeran Kota Yogyakarta, Kamis (23/9). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi (batik cokelat) saat meninjau vaksinasi di Gereja Pugeran Kota Yogyakarta, Kamis (23/9). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat SMP di Kota Yogyakarta sudah mulai digelar pekan ini. Sementara untuk tingkat SD, beberapa sekolah sudah mulai PTM namun terbatas hanya untuk kelas 6 saja.
ADVERTISEMENT
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan, untuk mencegah terjadinya klaster seperti yang terjadi di luar DIY, pihaknya sudah melakukan simulasi jauh-jauh hari.
"Pertama kita sudah beberapa kali simulasi sejak sebelum PPKM, dan setelahnya kita simulasi," ujar Heroe ditemui saat meninjau vaksinasi di Gereja Pugeran, Kota Yogyakarta, Kamis (23/9).
Namun, ia menuturkan kunci untuk mencegah klaster fokus pada aturan yang ketat. Tidak hanya vaksin, jumlah siswa yang PTM juga masih dibatasi dan dikombinasikan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sistem hybrid.
"Nah, kuncinya sebenarnya tidak hanya semata-mata vaksin, tetapi menyangkut ketika dia masuk ke sekolah sampai dia duduk dan waktu lamanya di sekolah. Dan pulang dan dijemput itu kuncinya," jelas dia.
ADVERTISEMENT

Siswa Dilarang Ngobrol di Luar Kelas

Ilustrasi uji coba sekolah tatap muka. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Saat di luar kelas, aturan juga diperketat seperti siswa dilarang mengobrol. Kantin juga tidak boleh buka dan siswa hanya diperbolehkan di sekolah maksimal 3 jam.
"Kadang-kadang yang abai hanya memperhatikan yang ada di kelas, harus diantisipasi apa yang tidak terjadi di kelas apa yang terjadi saat antar jemput ini. Nah, makanya sejak awal kami antisipasi anak-anak masuk tidak diperbolehkan ngobrol di luar kelas, kantin tidak dibuka, dan maksimal waktunya sekolah 3 jam," ujar Heroe.
Untuk penjemputan siswa juga diatur. Anak-anak yang akan dijemput harus antre agar tidak terjadi kerumunan.
"Ketika mau dijemput itu antre, kalau belum ada yang jemput dia belum dibawa ke antrean. Kedua ada sistem drive thru, dijemput kendaraan di depan halaman. Ini untuk antisipasi," beber Heroe.
ADVERTISEMENT
Dia mengakui persoalan yang rawan memang ada di luar kelas. Dengan cara ini, diharapkan bisa menjadi antisipasi penyebaran corona.
Pada tingkat SD, PTM baru untuk kelas 6 karena mempertimbangkan usia 12 tahun atau batas minimal bisa vaksinasi.
Sementara untuk tingkat SMA berada di bawah wewenang provinsi. Beberapa SMA sudah mulai uji coba PTM, beberapa lagi masih menunda karena sedang Penilaian Tengah Semester (PTS).
"Ada beberapa yang menyarankan asal semua keluarga sudah tervaksin nggak apa-apa masuk. Tetapi kan masih asumsi. Jadi kita masih menghadapi problem PTM untuk 12 tahun ke bawah. Padahal persoalan pendidikan dasar paling banyak di hadapi di kelas 5, 4, 3, 2, 1," tutup dia.