Cegah Klaster Usai Atlet PON Positif COVID-19, Satgas Bakal Perketat Skrining

6 Oktober 2021 13:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warna-warni kembang saat pembukaan PON XX Papua di Jembatan Merah Teluk Youtefa, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (2/10/2021).
 Foto: Mohammad Ayudha/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warna-warni kembang saat pembukaan PON XX Papua di Jembatan Merah Teluk Youtefa, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (2/10/2021). Foto: Mohammad Ayudha/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Perhelatan olahraga terbesar Indonesia tahun ini, yakni PON XX Papua telah dimulai di tengah pandemi COVID-19. Terbaru, sebanyak 29 atlet PON dari berbagai provinsi dilaporkan positif corona.
ADVERTISEMENT
Para atlet tersebut berasal dari DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Barat.
Menanggapi munculnya kasus positif ini, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, memastikan saat ini para pasien tengah menjalani isolasi maupun perawatan.
"Saat ini penanganan kasus positif dilakukan sesuai pedoman yang telah disusun sebelumnya, yaitu langsung dimobilisasi untuk isolasi/perawatan," kata Wiku kepada kumparan, Rabu (6/10).
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
Langkah tegas yang diambil oleh pihak Satgas COVID-19 yakni dengan memperketat skrining pada lokasi atau arena dilaksanakannya PON. Hal ini untuk mencegah munculnya kasus-kasus baru dari luar arena usai ada temuan atlet positif.
"Saat ini pemantauan terus dilakukan dan skrining diperketat," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Secara terpisah, Juru bicara Satgas COVID-19 Papua, Silwanus Sumule, memberikan keterangan mengenai hasil pemeriksaan secara acak kepada 25 sampel di Laboratorium Kesehatan Daerah di Jayapura. Hasilnya tak ada infeksi dari varian baru, varian Delta masih mendominasi.
“Kami sudah memeriksa sampel secara acak dan belum ditemukan varian baru dalam penyebaran COVID-19 pada atlet, ofisial hingga panpel. Sampai hari ini masih varian Delta, belum ada varian baru pada kasus ini,” jelas Sumule dikutip dari Bumi Papua, partner 1001 media kumparan.