Cegah Penularan Corona di Pasar, Gerakan Pakai Masker Diluncurkan

27 Juni 2020 19:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran gerakan pakai masker di pasar tradisional seluruh Indonesia di Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang. Foto: Dok. Retyan Sekar
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran gerakan pakai masker di pasar tradisional seluruh Indonesia di Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang. Foto: Dok. Retyan Sekar
ADVERTISEMENT
Tingkat pasien positif virus corona di Indonesia masih terus bertambah. Salah satunya diduga karena rendahnya kesadaran dalam memakai masker.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang dikhawatirkan menjadi lokasi penularan ialah pasar rakyat atau pasar tradisional yang menjadi urat nadi perekonomian negara.
Hal itu pun menjadi perhatian sejumlah pihak. Termasuk Sigit Pramono, inisiator sekaligus ketua Gerakan Pakai Masker (GPM). Ia menilai pemakaian masker di pasar tradisional hal yang penting dilakukan.
Secara simbolik, pembagian masker kemudian dilakukan di Pasar Tanah Tinggi, Tangerang, Banten. Hal itu sekaligus peresmian Gerakan Pakai Masker (GPM) yang digelar secara online, Sabtu (27/6).
"Gerakan pakai masker adalah upaya paling mudah dan murah daripada kita harus PSBB lagi. Sebelum vaksin ada di tangan kita, jalan paling mudah yang bisa kita lakukan adalah dengan menggunakan masker," ungkap Sigit.
Peluncuran gerakan pakai masker di pasar tradisional seluruh Indonesia di Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang. Foto: Dok. Retyan Sekar
Menurut dia, yang menjadi akan target sosialisasi adalah para pedagang dan pembeli yang berbelanja di pasar tradisional. Sebab, ada kecenderungan para pedagang di pasar-pasar tradisional tidak mengenakan masker saat beraktivitas
ADVERTISEMENT
"Bahkan ada petugas kesehatan yang diusir dari pasar ketika hendak melakukan test COVID kepada para pedagang. Ini sangat ironis,” kata Sigit.
Hal tersebut dikhawatirkan membuat para pedagang serta pembeli di pasar tradisional malah akan terpapar virus corona. Bahkan berpotensi menjadi klaster baru penularan COVID-19.
Lebih jauh, hal tersebut juga dikhawatirkan akan membuat konsumen khawatir untuk berbelanja di pasar tradisional.
“Belum lagi jika ditemukan pedagang yang terpapar Covid, seluruh pasar akan ditutup oleh pemerintah. Ini tentu saja merugikan pedagang dan konsumen,” kata Sigit yang juga Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) itu.
GPM nantinya tidak hanya melakukan sosialisasi, tapi juga membagikan masker kepada para pedagang dan pembeli di pasar tradisional.
ADVERTISEMENT
Gerakan ini ikut menggandeng sejumlah partisipan dari masyarakat untuk menjadi para penyuluh sosialisasi. Mereka mendapat pelatihan yang telah dimulai sejak 24 Juni 2020 untuk 277 pasar se-Jabodetabek.
Para Penyuluh Gerakan Pakai Masker. Foto: Gerakan Pakai Masker (GPM)
Gerakan ini juga bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) yang beranggotakan 9.200 pasar tradisional di seluruh Indonesia.
Selain itu, gerakan ini didukung oleh sejumlah tokoh Indonesia. Termasuk Mustofa Bisri (Gus Mus), Goenawan Mohamad, Agus Martowardojo, Yusuf Mansur, Andy F. Noya, Romo Mudji Sutrisno, Butet Kertaradjasa, dan sejumlah tokoh lainnya.
"GPM merupakan gerakan yang inklusif karena kami membuka peluang partisipasi masyarakat, perusahaan, organisasi, komunitas, bahkan individu untuk bersama-sama mendorong kesadaran semua pihak agar memiliki kesadaran akan pentingnya disiplin mengenakan masker dalam melakukan aktivitas di ruang publik," papar Sigit.
Peluncuran gerakan pakai masker di pasar tradisional seluruh Indonesia di Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang. Foto: Dok. Retyan Sekar
Direktur Konsumer BRI, Handayani, mempunyai pandangan yang sama. Ia juga menilai penggunaan masker sangat penting untuk melindungi diri dari penularan Corona.
ADVERTISEMENT
"Kami menyambut baik sinergi ini. Keselamatan masyarakat adalah yang utama (people’s first) sehingga kami terus mendorong para pedagang untuk selalu aware dengan protokol kesehatan yang memadai untuk keselamatan bersama,” ungkap Handayani.
Suasana aktivitas jual beli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Demikian juga dengan Ketua Asparindo, Joko Setiyanto. Pihaknya menyambut baik dan mendukung inisiasi edukasi penggunaan masker yang dilakukan GPM di pasar-pasar tradisional.
“Saat ini dengan jumlah pasar tradisonal yang kami naungi, dengan jumlah pedagang dan pembeli yang berinteraksi, maka kedisiplinan memakai masker merupakan suatu keharusan. Dengan demikian baik pedagang maupun konsumen akan merasa aman dan nyaman dalam bertransaksi di pasar,” ujarnya.
Sementara Ustaz Yusuf Mansyur yang mendukung gerakan ini berharap GPM tidak hanya menjadi pemicu gerakan masyarakat dalam memakai masker di pasar tradisional saja. Ia berharap gerakan ini meluas hingga ke pesantren.
ADVERTISEMENT
"Bahkan GPM nantinya tidak hanya berperan sebagai Gerakan Pakai Masker tapi bisa berkembang jadi lebih, bahkan bisa menjadi gerakan pembangunan masyarakat," ungkapnya.
Dalam menjalankan kegiatannya, GPM juga membuka donasi dan penggalangan dana yang bekerja sama dengan platform crowdfunding seperti BenihBaik.com, Peduli Sehat, dan aplikasi Semua Peduli.
"Bahkan masyarakat secara terbuka dapat bergabung menjadi relawan. Komunitas lain yang juga bergerak dalam gerakan masker dapat menjadi mitra dan berkolaborasi," ungkap Sigit.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona