Cegah Penyebaran Terorisme, Ganjar Ajak Eks Perakit Bom Bali Dialog Bareng Siswa

12 Februari 2020 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di SMKN 8 Surakarta. Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di SMKN 8 Surakarta. Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak eks narapidana terorisme berdialog bersama para siswa di Surakarta. Sosok yang dihadirkan itu bernama Joko Triharmanto alias Jack Harun.
ADVERTISEMENT
Jack tampak lembut kala menceritakan pengalamannya menjadi teroris saat terlibat Bom Bali 1 pada 2002 di hadapan siswa SMK N 8 Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (12/2).
Kepada para siswa, Jack memperkenalkan diri sebagai eks narapidana terorisme. Jack yang berperan sebagai perakit bom itu mengatakan, penting bagi siswa untuk memilih guru yang benar dalam membentuk karakter.
"Guru yang baik dan benar itu sangat penting. Sebagus apa pun media, kalau tidak digunakan secara bijak maka bisa celaka," ungkap pria asal Kulonprogo itu.
Jack hadir sebagai salah satu pembicara dalam acara Sarasehan dan Dialog bertema Penguatan Nilai Kebangsaan bagi Kepala Sekolah, Guru Agama, Rohis dan Pelajar SMA/SMK/MA se-Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat mengajak dialog Jack Harun, eks napiter kasus Bom Bali 1 di hadapan siswa SMKN 8 Surakarta. Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
Jack mengatakan, untuk membuat seseorang terpengaruh dan mau melakukan aksi terorisme sebenarnya mudah. Salah satu cara yang paling ampuh, yakni lewat sebuah pertanyaan untuk memilih antara Al-Quran atau Pancasila.
ADVERTISEMENT
"Paling ampuh senjatanya diberi pertanyaan, sebagai muslim milih Al-Quran atau Pancasila? Dari situ kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang lebih mendalam dan dipengaruhi," ujarnya.
Jack diadili dan divonis hukuman penjara selama enam tahun pada 2004 karena terbukti terlibat dalam Bom Bali I. Hanya saja, selama mendekam di balik jeruki besi, eks anah buah Noordin M Top itu hanya menjalani hukuman 4,5 tahun penjara karena memperoleh sejumlah remisi dan bebas bersyarat pada 2008.
Saat ini, Jack bergelut di dunia bisnis kuliner dengan berdagang soto di Sukorharjo. Pria 44 tahun itu, mengaku sudah kembali ke paham Pancasila dan menjunjung NKRI. Ia juga mendirikan Yayasan Gema Salam, wadah bagi eks narapidana terorisme.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai Rakor penanganan pencemaran Bengawan Solo di Gubernuran. Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
Sementara itu, Ganjar mengatakan, sengaja mengenalkan sosok Jack kepada para siswa agar memberi pelajaran soal bahaya terorisme.
ADVERTISEMENT
"Tadi kita dengarkan yang disampaikan mas Jack, bahwa yang paling penting adalah memilih guru yang benar," tegas Ganjar.
Menurut Ganjar, menghadirkan eks narapidana terorisme diharapkan dapat menjadi contoh bagi siswa tentang bahaya penyebaran radikalisme dan terorisme.
"Jadi siswa bisa dengar sendiri, mereka bisa masuk dari mana saja. Ini penting untuk diketahui terutama para siswa," tegasnya.