Cegah Trump Menang, Koalisi Muslim Amerika Desak Joe Biden Mundur dari Pemilu AS

1 Juli 2024 7:31 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Joe Biden berbicara saat berpartisipasi dalam debat presiden pertama pemilu 2024 dengan mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump di studio CNN di Atlanta, Georgia, Sabtu (28/6/2024). Foto: Marco Bello/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Joe Biden berbicara saat berpartisipasi dalam debat presiden pertama pemilu 2024 dengan mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump di studio CNN di Atlanta, Georgia, Sabtu (28/6/2024). Foto: Marco Bello/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Koalisi politik Muslim Amerika, The American Muslim 2024 Election Task Force (AM Task Force), mendesak Joe Biden untuk mundur dari Pemilu AS 2024. Mereka mengkhawatirkan kebijakan Biden terkait serangan Israel di Gaza, namun di sisi lain juga khawatir jika Donald Trump yang terpilih.
ADVERTISEMENT
Satgas ini terdiri dari beberapa organisasi Muslim dan kemanusiaan yang ada di Amerika, di antaranya adalah American for Justice in Palestine Action, CAIR Action, ICNA Council of Social Justice Action, Muslim American Society Action, Muslim Civic Coalition Activate dan US Council of Muslim Organizations Civil Action Network.
"Presiden Biden harus mundur sehingga Partai Demokrat bisa mencari kandidat baru yang mampu dan berkualitas, yang bisa lebih mencerminkan nilai-nilai dan pandangan sebagian besar pemilih, termasuk yang oposisi terhadap Partai Demokrat," tulis mereka dilansir Middle East Eye, Senin (1/7).
Dalam situsnya, AM Task Force, menilai Biden sudah kehilangan kepercayaan dari para pemilih utamanya imbas keputusan Biden terkait serangan Israel di Gaza. Genosida yang terjadi di Gaza, menurut mereka, juga memicu kekhawatiran tentang kemampuan Biden menjabat sebagai presiden.
ADVERTISEMENT
"Bahkan sebelum pidato debat yang memprihatinkan dan mengecewakan itu, dukungan finansial Biden terhadap genosida warga Palestina di Gaza dan kegagalannya untuk mengatasi rasisme anti-Palestina dan Islamofobia jadi alasan para pemilih mempertimbangkan lagi pilihan mereka," tulis AM Task Force.
Mereka juga meminta Partai Demokrat untuk menarik Biden dan menggantinya dengan calon lain sebagai cara terbaik untuk mencegah Donald Trump kembali ke Gedung Putih. Jika Biden tetap bersikeras maju, Partai Demokrat diprediksi bisa kehilangan suara di beberapa negara bagian penting seperti Michigan, Georgia, Minnesota, hingga Pennsylvania.
"Sama seperti banyak Muslim Amerika yang tidak bisa memilih Presiden Biden, banyak Muslim Amerika juga tidak ingin melihat Donald Trump kembali menjabat," lanjut mereka.
Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berbicara pada kampanye, di Chesapeake, Virginia, AS 28 Juni 2024. Foto: Brendan McDermid/Reuters
Dulu, menurut mereka, Trump dengan jelas berencana mengumpulkan para imigran tak berdokumen di kamp-kamp massal, memberlakukan kembali larangan bagi Muslim, memperkuat kesenjangan berbasis rasial, hingga menerapkan kebijakan yang tak adil. Trump, dinilai sama atau bahkan lebih tak bermoral dari Biden.
ADVERTISEMENT
"Selama debat capres, Trump bahkan mengatakan Israel harus dibiarkan menyelesaikan genosidanya. Dia mengabaikan pertanyaan soal apakah ia akan mendukung pengakuan Palestina sebagai sebuah negara untuk mencapai perdamaian, dan malah menjadikan identitas Palestina sebagai senjata penghinaan rasis," tegas AM Task Force.
Mereka berharap, siapa pun yang ingin memimpin Amerika Serikat bisa menerapkan prinsip-prinsip dasar keadilan yang berbasis pada hak asasi manusia, persamaan ras, hingga kebebasan beragama. Mereka juga ingin pemimpin ke depan adalah orang yang menentang rasisme, penjajahan, dan genosida.
"Itu adalah pertanyaan dasarnya. Baik Presiden Biden atau Presiden Trump, dua-duanya telah gagal melewati batasan yang sangat mudah ini. Kami, Muslim Amerika dan masyarakat Amerika pada umumnya, menuntut pilihan yang lebih baik saat ini," tutup mereka.
ADVERTISEMENT